Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MENTERI Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan bahwa mindset atau pola pikir Pancasila lebih mendesak dibenahi dibandingkan dengan mengadakan wajib militer. Hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan menguatkan program bela negara yang telah berjalan saat ini.
"Kita kan belum mau perang. Mindset kita dulu yang harus disiapkan," ujar Ryamizard, di gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6).
Baca juga: Saut Optimistis Pimpinan KPK Terpilih Adalah Orang Independen
Ryamizard mengatakan bahwa program bela negara yang telah berjalan di berbagai institusi saat ini telah memiliki materi untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila. Perluasan dan pelaksanaan program bela negara dianggapnya sangat penting untuk terus dilakukan. "Bela negara penting itu. Ujung-ujungnya adalah Pancasila," tandasnya.
Meski begitu, ia tidak mentah-mentah menentang usulan wajib militer. Ia mengatakan wajib militer bisa saja dilakukan bila memang dibutuhkan. "Kalau ada kemauan masing-masing orang silakan saja ya, tapi dari Kementerian Pertahanan belum ada itu," tegasnya.
Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LPH) atas Laporan Keuangan Kementerian Pertahanan pada Tahun 2018 kepada Menhan Ryamizard Ryacudu, Senin (17/6).
Dalam penyerahan laporan itu, Anggota I BPK, Agung Firman Sampurna, menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Kemenhan. Namun, ia juga mengusulkan agar ada peningkatan pada Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yaitu penerapan wajib militer. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved