Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Rokok Jadi Konsumsi Terbesar di Kalangan Rumah Tangga Miskin

Indriyani Astuti
24/5/2019 21:06
Rokok Jadi Konsumsi Terbesar di Kalangan Rumah Tangga Miskin
Ilustrasi(Dok.MI)

TREN pengeluaran rumah tangga termiskin di Indonesia lebih mengutamakan produk hasil tembakau (rokok) daripada kebutuhan untuk membeli pangan bergizi.

Hal itu terlihat dari data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Konsumsi dan Pengeluaran BPS tahun 2018 yang mencatat bahwa total pengeluaran bulanan penduduk termiskin di pedesaan, 15,05% untuk membeli rokok, 9,07% untuk membeli sayur-sayuran, 8,17% untuk membeli ikan dan 4,68% untuk membeli susu dan telur. Tren yang sama juga terjadi di perkotaan 9,30% pengeluaran keluarga untuk membeli rokok, 7,32% untuk membeli sayuran, 7,32% untuk membeli ikan dan 6,17% untuk susu serta telur.

"Belanja rokok melebihi belanja pangan bergizi untuk keluarga," ujar dr. Umi Fahmida Program Division dari Southeast Asian Minister of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) dalam acara Media Briefing Pendidikan Gizi dan Generasi Emas Indonesia 2045 di  Gedung SEAMEO RECFON, Komplek  Universitas Indonesia, Jakarta, pada Jumat (23/5).

Ia mengatakan hal itu menunjukan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi bagi keluarga. Kurangnya asupan gizi yang terus-menerus pada ibu hamil ataupun balita, kata Umi, menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Stunting atau anak pendek karena kekurangan gizi kronik pada balita di Indonesia jumlahnya saat ini 30,8% berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018.

Umi menyebut, studi yang dilakukan oleh SEAMEO RECFON pada 2018 menunjukan jika dibandingkan dengan negara ASEAN yaitu Kamboja, Laos, Thailand dan Vietnam, konsumsi protein hewani seperti daging, ikan, dan telur di Indonesia cenderung rendah. Rata-rata anak usia 6 hingga 8 bulan di Indonesia hanya mengonsumsi protein hewani seperti daging, telur dan ikan 2 porsi setiap minggu sementara di negara lain mencapai 21 porsi per minggu.

"Hasil analisa baru-baru ini menunjukan makan makanan sumber protein hewan berhubungan dengan penurunan kejadian stunting," ujarnya.

Selain kurangnya asupan makanan, penyebab masalah gizi pada anak ialah pola pengasuhan meliputi pemberian air susu ibu eksklusif pada anak, penyediaan makanan pendamping ASI, dan kebersihan, selain itu juga status infeksi yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya