Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Pemilu 2019 berlangsung relatif aman dan lancar. Partisipasi dan antusiasme masyarakat menjadi hal paling berpengaruh dalam kesuksesan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut. Oleh karena itu, siapa pun, harus menghargai apa pun hasilnya. "Masyarakat yang berperan menyukseskan. Padahal, sebelumnya cenderung ada ketegangan," ujar Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi), Jerry Sumampouw, di Jakarta, Kamis (18/4).
Jerry mengatakan bahwa kesuksesan itu menandakan masyarakat Indonesia memiliki kedewasaan yang baik dalam berdemokrasi. "Jadi, kalau menuduh pemilu curang dan tidak legitimate atau tidak sah, itu sama saja tidak menghargai dan menghormati masyarakat yang susah payah mengawal dan melaksanakan pemilu kemarin," tutur Jerry.
Sementara itu, pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan bahwa tingkat kesuksesan Pemilu Serentak 2019 bisa dikatakan sudah mencapai 70%. Namun, hal itu bukan diciptakan penyelenggara pemilu seutuhnya, melainkan oleh peran serta masyarakat.
Ia mengimbau semua pihak, khususnya dari politisi peserta pemilu untuk tidak menyerang pihak lain dengan alasan apa pun selain menggunakan prosedur yang telah disediakan oleh negara. "Quick count internal jangan dijadikan dasar untuk menyerang hasil quick count pihak lain yang terbuka dan independen dan bisa dipertanggung jawabkan metodologinya," ujar Ray.
Ray mengatakan, kalau ada yang merasa hasil pemilu tidak demokratis, sudah dibuka ruang untuk membawa dugaan itu ke Bawaslu sehingga bisa diproses dan bisa dibuat putusan.
Tak ada gangguan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan tidak ada gangguan besar dalam proses pemungutan suara pada Rabu (17/4) kemarin. Wiranto menyebut Pemilu 2019 berjalan lancar dan aman.
Hal itu dikatakan dalam rapat koordinasi (rakor) pengamanan pascapencoblosan Pemilu 2019. Wiranto dalam sambutan mengapresiasi seluruh jajaran telah terlibat mengamankan jalannya pemilu dengan baik "Kemarin tidak ada satu insiden dalam skala besar yang menggangu kelancaran pemilu. Saya menyampaikan penghargaaan karena meredam dan menetralisasi ancaman," ujar Wiranto, Kamis (18/4).
Wiranto mengatakan, semua pihak harus bersabar menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU. Bila akan mengajukan sengketa pemilu, harus sesuai dengan aturan undang-undang. "Apa pun yang terjadi sebagai akibat dari pemilu apakah soal penghitungan suara atau kecurangan DPT, dapat diselesaikan di wilayah perundang-undangan dan hukum dari pemilu. Jangan sampai keluar dari wilayah pemilu," ujarnya.
Rapat yang digelar tertutup itu, dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Menkominfo Rudiantara, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Menkumham Yasona Laoly. Menurut Tito, masyarakat semua sudah melihat dengan mata kepala kita dan sekaligus melalui media massa bahwa proses pemungutan suara pada 17 April 2019 berlangsung aman, damai, dan lancar. Dia mengakui ada beberapa laporan permasalahan yang mengganggu keamanan. Namun, ia menilai kejadian tersebut tidak terlalu signifikan, "Ada penganiayaan anggota KPPS oleh anggota linmas karena berebut kunci kotak suara di Sumsel," katanya. (Ant/Mal/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved