Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan bahwa hakikat pemilahan umum bukan hanya memilih pemimpin. Pemilu juga merupakan cara menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan melalui pemilihan pemimpin.
"Hakikat pemilu itu bukan hanya memilih pemimpin, melainkan juga bagaimana kita menentukan nasib bangsa ini lima tahun ke depan melalui pemimpin yang kita pilih. Pemimpin itu hanya instrumen, pelaku untuk bagaimana mengawal pembangunan nasional ke depan harus baik," jelas Wiranto seusai memimpin rakorsus di Jakarta, Senin (4/2).
Oleh karena itu, Menko Polhukam kembali mengajak masyarakat agar jangan sampai asal-asalan memilih pemimpin. Masyarakat tahu dengan jelas siapa dia, track record-nya bagaimana, apa pengalaman dia, dan apa yang telah dilakukan untuk meyakinkan bahwa dia sebagai pemimpin yang diandalkan.
"Tadi saya sudah mencontohkan dengan contoh yang sederhana. Kalau kita mau beriwisata, misalnya, ramai-ramai naik bis, mungkinkah kita memilih sopir yang tidak pengalaman? Tidak mungkin. Mungkinkah kita menggadaikan keselamatan kita kepada sopir bis yang tidak jelas track record-nya," tegas Wiranto.
Menko Polhukam juga mengajak para aparatur sipil negara (ASN), walaupun mereka tidak berpihak, boleh mencerahkan masyarakat sekitar, memberikan pemahaman bahwa lima tahun sekali ialah pesta demokrasi. Artinya, pemilu harus dilaksanakan dengan riang gembira, dengan kesadaran bahwa ini kesempatan yang sangat baik untuk rakyat memilih pemimpin yang mengawal negeri ini ke depan.
"Ini bukan ajang untuk kita saling membenci satu dengan yang lain, untuk ketemu kemudian cekcok bahkan berkelahi. Itu sudah salah besar. Saya juga menginginkan aparat keamanan tegas kalau ada pihak-pihak yang memanas-manasi dan meng-create terjadinya konflik. Tangkap saja karena betul-betul akan mengacaukan pemilu," katanya.
Ia menambahkan, Kemenko Polhukam bertugas untuk membangun stabilitas politik, pelaksanaan hukum, ketertiban, dan keamanan nasional jelang pemilu. Tujuannya agar masyarakat bisa melakukan aktivitas memilih calon pemimpin dengan aman, lancar, serta paham siapa yang dipilih.
"Bapak Presiden berulang kali menyatakan pemilu harus menggembirakan dan menyenangkan. Oleh karena itu, jangan menyebarkan isu-isu yang berpotensi menggangu keamanan dan kelancaran pemilu."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved