PENELITI Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta M Najib Azca menduga dokter Rica Tri Handayani mengikuti organisasi radikal. Pesan yang ditinggalkan dokter yang menghilang bersama anak balitanya, Zafran Alif Wicaksono, 30 Desember 2015, menguatkan dugaan.
"Indikasinya ke arah gerakan radikal. Itu dilihat dari izinnya yang ingin berjuang di jalan Allah," ujar Najib, Minggu (10/1).
Najib mengaku belum bisa memastikan gerakan radikal seperti apa yang membuat dokter beranak satu itu bisa meninggalkan keluarganya. Apakah gerakan tersebut seperti internasional sejenis ISIS ataukah gerakan radikal nasional macam Negara Islam Indonesia (NII) yang sempat hangat beberapa tahun silam.
"Waktu itu NII. Namun beberapa waktu lalu sudah hilang," kata dia.
Ia juga menjelaskan, pola perekrutan organisasi radikal sudah umum dilakukan, yakni menggunakan orang dekat. Artinya, sistem perekrutan yang dilakukan bersifat domestik. Meski begitu, Najib belum menyimpulkan kebenaran dugaan itu. "Data-datanya belum lengkap," tutur Wakil Kepala PSKP UGM ini.
Najib meminta pihak intelijen bekerja lebih keras mengumpulkan informasi kepergian orang tanpa menyampaikan tujuan pasti. Menurutnya, data semacam itu perlu dimiliki negara untuk menjadi bahan dan perspektif pandangan.
"Selain itu, aparat dan BNPT bisa lebih partisipatif dengan banyak melibatkan ormas islam yang memiliki banyak pengikut, seperti Muhammdiyah dan NU. Masalah orang hilang ini problem kolektif, bukan hanya negara," jelasnya.
Dokter Rica menghilang setelah mengunjungi suaminya yang berada di Yogyakarta. Pada 12 Desember, Rica beserta bayinya yang datang dari Lampung tiba di rumah suaminya yang beralamat di Perumahan Pondok Gemilang Sendangadi, Sleman. Pada 29 Desember, Aditya mengantar Rica dan putranya ke rumah kerabat di Maguwoharjo, Sleman.
Tapi setelah itu, Aditya tak bisa menghubungi Rica. Aditya mendatangi rumah kerabat di Maguwoharjo. Aditya juga menemukan surat bertuliskan tangan.
"Isi suratnya, Rica berpamitan dan ingin mengabdi di jalan Allah. Ingin berjuang di jalan Allah," ujar Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Yogyakarta Kombes Pol Hudit Wahyudi. (MTVN/Q-1)