Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Tuntaskan Kasus Nduga di Jalur Hukum

Golda Eksa
08/12/2018 09:59
Tuntaskan Kasus Nduga di Jalur Hukum
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) berbincang dengan keluarga korban penembakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) saat serah terima jenazah di hanggar Avco Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12/2018)(ANTARA/EVARIANUS SUPAR)

LEMBAGA Perlindung­an Saksi dan Korban (LPSK) mendukung Polri -TNI menangkap pelaku penembakan 19 pekerja di proyek Trans-Papua Kabu­pa­ten Nduga, Minggu (2/12).

Meski demikian, LPSK berharap langkah itu sesuai aturan pidana karena penyelesaian secara hukum akan meminimalkan persoalan baru.

“Selain itu, dengan penyelesaian secara hukum pidana, saksi bisa dilindungi LPSK,” kata Wakil Ketua LPSK, Askari Razak, kemarin.

Korban dan keluarganya juga bisa memperoleh layanan dari LPSK, terutama terkait dengan re­ha­bilitasi. Hal itu mengingat kejamnya tindak pidana tersebut yang menimbulkan trauma mendalam bagi korban selamat. Keluarga korban meninggal pun tentunya akan kehilangan tulang punggung keluarga.

“Trauma tentu harus dipulih­kan dan permasalahan masa de­pan keluarga korban me­ning­gal juga perlu dipikirkan. LPSK dapat memberikan layanan untuk pemulihan me­dis, psikologis, dan psikososial,” lanjut Askari.

LPSK melihat ada beberapa instrumen hukum untuk men­jerat pelaku, baik melalui KUHP maupun UU Terorisme. Apalagi peristiwa itu sudah menimbulkan korban massal dan ada gangguan keamanan di tempat umum. Terorisme merupakan salah satu tindak pidana yang saksi dan korbannya mendapat prioritas perlindungan dari LPSK.

“Bentuk layanannya, selain perlindungan dan rehabilitasi, juga kompensasi atau ganti rugi dari negara,” ujar Askari.

Sementara itu, anggota Ko­misi I DPR Arwani Thomafi me­nekankan perlunya sinergi penuh TNI dan Polri menangani kasus penembakan di Papua. Keduanya memiliki tugas dan peran ­menyelesaikan masalah itu. “Peristiwa ini menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan NKRI dan program pembangunan di Papua,” ungkap Arwani.

Menurutnya, motif penyerangan sudah bukan lagi kri-minal biasa, melainkan teror bagi keamanan nasional dan mengancam NKRI. Aparat ha­rus tegas dan negara tak bo­leh kalah.

“Perlu pelibatan maksimal aparat TNI, meski tidak mengesampingkan peran Polri dalam pemulihan keamanan di Pa-pua. Peristiwa ini juga menun­jukkan bahwa eksistensi gerak­an separatis di Papua masih ada,” tutur Arwani.

Tidak surut
Kemarin, sebanyak 16 jenazah korban penembakan diterbangkan ke Makassar menggunakan pesawat Hercules Alfa 1331 milik TNI-AU.

“Dari total 16 jenazah, 14 je­nazah diturunkan di Makassar dan dua lainnya dibawa ke Jakarta,” kata Kepala Penerang-an dan Perpustakaan Pangkal­an Udara Hasanuddin, Mayor Sus Henny Purwanny.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan para kar­­yawan PT Istaka Karya yang jadi korban ialah pahlawan pembangunan Papua.

“Kami menyampaikan dukacita sedalam-dalamnya bagi keluarga korban. Mereka ialah pahlawan pembangunan Pa-pua. Mereka sudah membe­­ri­kan dedikasi tinggi bagi bangsa dan negara. Semoga keluarga ikhlas menerima cobaan berat ini,” ujar Hadi.

Peristiwa penembakan ter­ha­dap puluhan pekerja PT Is­taka Karya yang menangani pekerjaan Jembatan Kali Yigi dan jalan Trans-Papua di Kabu­paten Nduga tidak menyurutkan niat dan komitmen peme­rintah untuk membangun Pa­­­pua demi kesejahteraan ma­­­­syarakat. (Pro/PO/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya