Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KETUA Umum PPP M Romahurmuziy memiliki pengalaman buruk pada era Orde Baru, salah satu yang masih diingatnya dengan baik adalah saat rumah orangtuanya kerap diserang pada masa kampanye pemilu.
“Masih sangat segar dalam ingatan. Rumah kami sering diserang setiap masa kampanye. Yang menyerang tentu saja adalah kekuatan-kekuatan Orde Baru dengan partai politiknya saat itu,” cerita Romahurmuziy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, kemarin (Jumat, 23/11/2018).
Politikus yang akrab disapa Rommy itu mengungkapkan kisah traumatiknya tersebut sehubungan dengan pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Titiek Soeharto yang ingin membawa Indonesia ke era Orba jika Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden.
Menurut Rommy, sebagai keluarga PPP saat Orba--ibunya, Umroh Mahfudoh, pernah menjabat Ketua DPW PPP Yogyakarta--sudah biasa rumahnya diserang ataupun diteror saat musim kampanye.
Pada 1987, Rommy sering dikawal Gerakan Pemuda Kakbah (GPK) saat akan berangkat sekolah karena adanya ancaman penculikan. Bahkan, salah satu petugas full timer di Kantor DPW PPP Yogyakarta, yaitu Agung Syahida, dibunuh pada 1982.
Kenangan masa lalu itu, menurut Rommy, bisa saja terulang jika kepemimpinan ala Orba kembali dimunculkan pada zaman reformasi seperti saat ini. Oleh karena itu, menurut dia wacana ini sangat berbahaya.
Rommy mengatakan pada zaman Orba seluruh lawan politik penguasa dikerdilkan, termasuk PPP. Orba menggunakan kedok demokrasi Pancasila untuk membenarkan tindakan mereka.
“Pemerintahan saat itu menggunakan kedok demokrasi Pancasila. Jadi, atas nama demokrasi Pancasila, yang mereka lakukan pertama ialah memberangus seluruh kekuatan lawan politik yang ada. Bahkan, sampai penghilangan nyawa,” kata Rommy.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuang-an Hasto Kristiyanto mengatakan Rezim Orba hanya membawa keuntungan bagi kroni-kroni dan keluarga Soeharto. Mereka menikmati kemewahan karena mendapat keuntungan dari kekayaan negara.
“Mereka harus bertanggung jawab atas berbagai persoalan yang muncul saat ini. Ketidakadilan yang muncul akibat salah urus selama pemerintahan Soeharto,” kata Hasto di Jakarta, kemarin.
Hasto menyerahkan penilaian kepada masyarakat untuk menentukan pilihan mendukung wacana Indonesia kembali ke Orba atau mendukung gagasan Soekarno.
Hasto menegaskan PDIP lebih memilih berpatok kepada gagasan Presiden RI pertama, Soekarno. “Bung Karno hidup di hatinya rakyat,” tegas Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin. (Ins/Ant/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved