Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Syafii Maarif Minta Warga Muhammadiyah Abaikan Ucapan Amien Rais

Rahmatul Fazri
24/11/2018 09:12
Syafii Maarif Minta Warga Muhammadiyah Abaikan Ucapan Amien Rais
(MI/Rommy Pujianto)

PERNYATAAN mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais yang akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir jika mempersilakan para kader untuk menentukan pilihan sendiri di Pilpres 2019 menuai kritik. Diingatkan bahwa posisi Muhammadiyah memang netral terhadap politik praktis dan tidak memiliki afiliasi apa pun.

Pada Tablig Akbar dan Resepsi Milad Ke-106 Muhammadiyah di Surabaya, Selasa (20/11), Amien mendesak Muhammadiyah bersikap di Pilpres 2019.

"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikap di pilpres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer," ujar Amien.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif menyayangkan pernyataan Amien tersebut. "Halah, jewer-jewer, enggak usahlah," katanya saat menghadiri peluncuran Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Syafii Maarif di PP Muhammadiyah, Jakarta, kemarin (Jumat, 23/11/2018).

Syafii mengatakan Haedar sudah memperhitungkan sikap pada pilpres mendatang sehingga kebebasan yang diberikan kepada warga Muhammadiyah ialah sikap yang tepat. "Itu sesuai Muktamar Ujung Pandang 1971. Lalu diperkuat Panitia Wilayah Muhammadiyah di berbagai kesempatan."

Pada Muktamar 1971 disepakati bahwa Muhammadiyah netral terhadap politik praktis dan partai politik, yakni tidak memiliki hubungan afiliasi apa pun.

Hasil muktamar itu, menurut Syafii, menjadi alasan bagi warga Muhammadiyah untuk menentukan sendiri pilihan dan menggunakan hak pilih sebagai warga negara. "Tapi ingat, jangan golput, ya," tegas Syafii.

Dia menambahkan, kebebasan yang diberikan kepada warga Muhammadiyah memiliki tujuan baik karena mengutamakan kepentingan bangsa dan negara ketimbang memilih salah satu calon. "Jadi, kita enggak perlulah ada jewer-jewer itu. Tidak usah didengar itu."

Syafii menekankan Haedar sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah saat ini ialah tokoh sentral yang harus didengarkan. Keputusan yang diambil Haedar juga harus diikuti semua warga Muhammadiyah.

Senada, mantan Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Amin Abdullah mengatakan Amien Rais tidak lagi punya kekuatan besar, apalagi untuk menjewer Haedar Nashir.

Menurutnya, Amien tersandung konflik kepentingan karena ia merupakan Ketua Dewan Kehormatan PAN, partai yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Amien Rais, imbuh Amin Abdullah, juga masih merasa memiliki kepentingan di Muhammadiyah. Padahal, saat ini dia justru banyak berkecimpung di parpol. "Itu dilemanya, ya. Conflict of interest saya kira. Sekarang sudah tidak jadi pimpinan. Dulu dia di jajaran atas, tapi sekarang tidak," cetusnya.

Amin Abdullah menegaskan sikap netral pimpinan Muhammadiyah hanya menjalan-kan hasil muktamar. Tanpa didorong-dorong pun, warga Muhammadiyah telah memiliki pilihan sendiri.

"Sekarang warga Muhammadiyah sudah hebat, kok. Tidak perlu dipandu. Tidak perlu melihat sikap pimpinan dulu. Masing-masing punya era, ya. Mungkin Pak Amien masih merasa punya power di sini," tandasnya.

Sekadar guyonan
Juru bicara Badan Pemenang-an Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, mengatakan pernyataan Amien Rais akan menjewer Haedar hanyalah guyonan antara senior dan junior.

"Itu kan guyonan Pak Amien supaya Ketum Muhammadiyah bersikaplah. Jadi, jangan dianggap hal itu ada tendesi intervensi," ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan tidak ada yang salah dengan pernyataan Amien Rais. "Memang beliau adalah sesepuh kami. Jadi kalau beliau berkata demikian, umumnya warga Muhammadiyah tidak akan ada yang merasa tersinggung." (Njr/X-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya