Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SEJUMLAH tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mengimbau warga untuk tidak berpartisipasi dalam unjuk rasa bertajuk Aksi Bela Tauhid 211 yang dijadwalkan berlangsung hari ini.
Massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) dan unsur lainnya dijadwalkan menggelar aksi di depan Istana Kepresidenan, Jakarta. Aksi digelar seusai salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, memprotes pembakaran bendera di Garut, beberapa waktu lalu.
“Warga Muhammadiyah hendaknya mematuhi imbauan Ke-tua Umum PP Muhammadiyah (Haedar Nashir) tidak turun ke jalan. Jika ada yang turut aksi, hal itu merupakan tindakan pribadi sebagai warga negara. Segala sesuatu yang terjadi akibat keikutsertaan dalam aksi menjadi tanggung jawab pribadi,” kata Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Ia menyampaikan pihaknya menghormati aksi itu sebagai bentuk hak berpendapat warga negara yang tidak dapat dilarang sepanjang sesuai dengan peraturan. Namun, ia menilai aksi tersebut terkesan mengada-ada dan justru bisa menimbulkan kegaduhan.
Pasalnya, kata Abdul Mu’ti, insiden pembakaran bendera itu sudah ditangani pihak kepolisian. Karena itu, ia menyampaikan agar masyarakat menghormati proses hukum.
Senada, tokoh NU Salahuddin Wahid alias Gus Sholah pun meminta umat Islam tidak ikut dalam aksi 211. “Sebaiknya tidak. Tapi kalau sudah telanjur (disiapkan), itu menjadi (aksi) yang terakhir. Enggak ada gunanya lagi. Masing-masing punya pendirian, hormati pendirian masing-masing,” kata Gus Sholah, kemarin.
Ia berharap semua pihak tidak memperkeruh situasi polemik bendera. Kalaupun aksi tetap dilakukan, ia berharap tidak ada perbuatan massa aksi yang justru memancing keributan.
Akhiri debat
Kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid di Garut dilaporkan masih dipro-ses aparat hukum. Pelakunya pun dilaporkan sudah menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta publik untuk memercayakan penyelesaian masalah itu kepada Polri. Menag berharap publik tidak terjebak pada perdebatan dan demonstrasi berkepanjangan.
“Saya mengajak umat untuk mengakhiri segala perdebatan di ruang publik, apalagi sampai berunjuk rasa yang bisa timbulkan kerawanan dan gangguan ketertiban umum,” ujar Menag, kemarin.
Sebagai ciri dari ketakwaan, Menag mengajak umat ber-agama memaafkan mereka sambil terus mendukung aparat hukum yang kini telah dan sedang menangani kasus itu secara serius.
Menurut Menag, saat ini bangsa Indonesia sedang prihatin dan berduka. Peristiwa gempa di NTB, Sulteng, dan musibah jatuhnya pesawat udara memerlukan konsentrasi penanganan. “Mari salurkan energi positif kita untuk menolong sesama yang sedang tertimpa musibah.” (Gol/Alw/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved