Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
WAKIL Ketua MPR Ahmad Basarah menyatakan hoaks atau berita bohong menjurus fitnah selama proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah mencapai level akut.
"Hoaks itu kampanye hitam, propaganda basisnya fitnah. Itu alat untuk menjatuhkan lawan atau kompetitor," tegas Basarah kepada wartawan di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Kamis (18/10).
Basarah yang menjadi pembicara seminar memperingati Hari Santri 22 Oktober 2018 bertema 'Santri dalam Memperkokoh Persatuan Bangsa' di kampus itu menjelaskan selama proses pilpres sudah banyak diwarnai hoaks.
"Bahkan sekaliber Ratna Sarumpaet, yang menurut sebagian kalangan sebagai aktivis HAM dan demokrasi, dengan sadar telah membohongi masyarakat dan negara. Padahal, Ratna Sarumpaet dalam kapasitas anggota tim sukses Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," ungkapnya.
Untuk itu, ia mendesak polisi segera menangani kejahatan hoaks itu sebagai kejahatan luar biasa. Sebab, hoaks atau fitnah tersebut sudah dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
"Cara menangani hoaks harus melalui cara luar biasa. Polisi harus menetapkan hoaks sebagai kejahatan luar biasa," kata dia.
Sekarang, lanjutnya, hanya bergantung pada sikap kenegarawanan para peserta pilpres. Sudah seharusnya, mereka tidak menghalalkan tindakan fitnah hanya untuk meraih kemenangan. Apalagi ingin menang secara instan dengan menggunakan politik uang, hoaks atau isu SARA.
"Sekarang kembali ke mereka. Tentu berdasarkan undang-undang, kita tidak boleh menyebarkan fitnah, money politik dan isu SARA," pungkasnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved