Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bacaleg dari Kalangan Artis Bukan Penentu Kemenangan

M Taufan SP Bustan
19/7/2018 16:10
Bacaleg dari Kalangan Artis Bukan Penentu Kemenangan
( MI/IMMANUEL ANTONIUS)

FENOMENA sejumlah partai yang mengusung bakal calon legislatifnya dari kalangan artis juga menjadi pembahasan yang tengah ramai di kalangan masyarakat.

Beberapa partai pun menilai, dengan melibatkan artis mereka berharap bisa mendulang suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

Namun, bagi Partai Golongan karya (Golkar) bacaleg dari kalangan artis tidak menuntut kemungkinan bisa mendongkrat suara partai terkhusus bisa keluar sebagai pemenang.

Politisi Partai Golkar Zainuddin Amali mengaku, untuk Golkar selain mencalonkan kader terbaik yang diharap bisa dipilih, tentu ada pertimbangan partai untuk mencari elektabilitas.

“Kalau seperti itu susah yah bagi Golkar. Soalnya pertimbangan siapa yang paling bisa meraup suara terbanyak dan didukung banyak orang, tentu itu menjadi nomor sekian di Golkar,” ungkapnya seusai menjadi narasumber dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema 'Bacaleg Lompat Partai, DPR Banjir PAW, Ganggu Kinerja?' di Media Center, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7).

Menurut Anggota Komisi II itu, di Golkar yang menjadi utama adalah caleg yang direkrut tersebut bisa mewakili partai di DPR. Valeg tersebut juga diharapkan bisa menyuarakan apa yang menjadi platform partai dan apa kontribisnya untuk pembangunan bangsa dan negara melalui fungsi-fungsi di DPR, legislati, pengawasan, dan budjeting.

“Nah, kami lebih mengutamakan itu. Tentu dia harus bekerja keras untuk terpilih. Jadi agak berbeda ya, keputusan dari masing-masing partai yang ada,” ungkap Zainuddin.

Sekarang lanjutnya, partai beranggapan bacaleg yang telah didaftarkan yang penting bisa keluar sebagai pemenang dulu, sedangkan untuk kapasitasnya, bisa dilakukan partai di belakang.

“Pendekatan dari masing-masing partai semuanya berbeda, apa yang dilakukan Golkar pasti berbeda pasti berbedalah,” tegasnya.

Oleh karens itu, tambah Zainuddin, hal tersebut mejadi tugas partai yang sudah ditempati pada saat terpilih, untuk tentu memberi pembekalan semaksimal mungkin tentang hal-hal yang dikerjakan pada saat duduk di DPR.

“Acuannya bagaimana terpilih dulu, kalau Golkar tidak yah. Kalau Golkar mempersiapkan orangnya dulu secara matang kemudian diikutkan pileg, sehingga dia bisa bekerja dan optimistis harus menang, Sementara ada juga partai yang beranggapan asal menang dulu baru diberikan pemahasan,” pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik