Headline
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.
Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.
SECARA matematis pertarungan pilpres mendatang masih memungkinkan diikuti oleh tiga pasang kandidat. Namun, bandul untuk menentukan rivalitas itu tergantung keputusan politik Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
Realitas tersebut terbukti dari kegamangan masing-masing kubu dalam menentukan siapa pendamping maupun figur yang nantinya diposisikan sebagai capres dan cawapres. Hal itu dikatakan peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, saat memaparkan hasil riset bertajuk Siapa Pasangan Capres dan Cawapres Ideal Pasca Pilkada?, di kantor LSI, Jakarta, Selasa(10/7).
Ia mencontohkan kubu pertahana Joko Widodo yang didukung delapan partai peserta pemilu 2019, yaitu PDIP, NasDem, Golkar, PKB, PPP, Hanura, PSI, dan Perindo, masih belum bisa memutuskan siapa figur yang pantas duduk sebagai RI-2.
Sementara sang penantang, meski santer dikabarkanKetua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bakal ikut berlaga, juga belum menemukan kesepahaman mengenai siapa yang didapuk sebagai capres dan cawapres.
"Namun keduanya galau karena untuk di sisi Pak Jokowi cawapresnya belum pasti. Di sisi lain, lawannya Jokowi, nampaknya belum ada kesepahaman siapa yang maju sebagai capres, walaupun kita melihat ada semangat yang sama di sana baik Prabowo, Gatot Nurmantyo, atau pasangan lain," ujarnya.
Kerumitan yang dihadapi kubu Jokowi dalam menentukan cawapres, imbuh dia, disebabkan elektabilitas Jokowi saat ini tidak sekuat SBY. Pada pilpres 2009, elektabilitas SBY sangat tinggi sehingga tidak terkendala untuk menentukan figur pendampingnya
"Pak Jokowi butuh cawapres yang bisa menambah insentif elektoral di pilpres nanti. Sementara di sisi lain koalisi partai banyak, dan PDIP yang dominan. Sehingga sampai saat ini nama yang muncul belum mengerucut, ya."
Berdasarkan hasil survei LSI, ada lima cawapres ideal sebagai pendamping petahana. Mereka ialah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.
Survei LSI menggunakan metodologi multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang. Wawancara dilakukan dengan tatap muka menggunakan kuesioner. Survei yang digelar sejak 28 Juni-5 Juli 2018, itu memiliki margin of error sebesar 2,9%.(OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved