Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

JK Tolak Pinangan Demokrat untuk Pilpres 2019

Desi Angriani
05/7/2018 06:09
JK Tolak Pinangan Demokrat untuk Pilpres 2019
(MI/RAMDANI)

WAKIL Presiden Jusuf Kalla menolak pinangan Partai Demokrat untuk maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Penolakan itu disampaikan secara langsung saat bertemu Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beberapa waktu lalu.

"Dia sudah tolak. Dia enggak mau. Sudah kasih tahu ke Demokrat dia tidak bisa lagi," ujar Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (4/7).

Menurut penuturan Sofjan, Kalla enggan kembali mencalonkan diri dalam bursa Pilpres 2019. Dia ingin menyelesaikan sisa masa jabatan tanpa manuver politik.

Bahkan, pria kelahiran Makassar itu ingin menghabiskan hari tua bersama keluarga usai purnatugas mendampingi Presiden Jokowi.

"Dia mau pensiun aja, dia bilang. Pasti bantu Pak Jokowi lah. Jadi apapun dia ndak peduli," jelas Sofjan.

Sofjan menilai wacana Kalla dan Agus Harimurti Yudhoyono merupakan manuver partai politik jelang pemilu. Lagipula, Kalla sudah menyampaikan secara langsung jawaban atas wacana tersebut.

"Manuver-manuver itu dia punya hak kan. Kita enggak bisa bilang apa-apa. Sudah kita kasih tahu juga Pak JK sudah kasih tahu langsung," pungkasnya.

Kabar menyandingkan Kalla dan Agus kembali mencuat usai pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Meski, kedua tokoh mengaku tidak membahas politik saat pertemuan. Pertemuan itu merupakan silaturahmi dalam suasana Idulfitri.

Namun, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan berkata lain. Pertemuan antara Kalla dan SBY, kata dia, membahas kemungkinan koalisi dalam Pilpres 2019. Pertemuan juga membahas kemungkinan menyandingkan JK dan Agus.

Hinca mengatakan skema Kalla dan AHY muncul dari suara kader di akar rumput. Demokrat akan membahas lebih lanjut kemungkinan ini dalam 40 hari ke depan. (Medcom/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik