Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PILKADA 2018 memperlihatkan peta kekuatan baru yang lebih kuat bagi Presiden Joko Widodo untuk maju sebagai calon petahana di Pilpres 2019. Meski demikian, karakteristik pemilih yang sulit ditebak tetap harus diperhitungkan.
"Yang jelas posisi Jokowi sebagai petahana semakin kuat. Beberapa partai pendukung mendulang kesuksesan di kancah pilkada meski PDIP sebagai pengusung utama sedikit melempem," kata analis komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, kemarin.
Namun, dia mengatakan tidak menutup peluang adanya calon lain yang dapat menyaingi Jokowi pada Pemilu 2019 karena sifat pemilih di Indonesia yang umumnya sangat cair dan tidak bergantung pada partai politik. Pilihan masyarakat masih bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada pergerakan mesin parpol dan figur.
Hendri lebih menyukai banyak calon presiden yang ikut di pilpres demi kemajuan demokrasi dan kepentingan pembangunan.
"Lebih banyak pesaing bagi Jokowi lebih baik. Adu gagasannya lebih banyak. Namun, sekali lagi Jokowi tidak perlu terlalu khawatir karena elektabilitas dirinya masih tinggi," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Syaiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, mengungkapkan, meski Pilkada 2018 sudah mulai memperlihatkan hasilnya, pemenang pilpres hingga saat ini belum bisa ditentukan dengan pasti.
"Karakter pemilih Indonesia itu sangat cair. Saat menjelang pilkada saja, 50% pemilih baru menentukan pilihan sekitar dua minggu jelang pemungutan suara. Sebanyak 10% dari mereka menentukan pilihan saat baru tiba di bilik suara," ujarnya dalam acara yang sama.
Djayadi juga menjelaskan karakteristik pemilih di Indonesia tidak bergantung pada partai politik pengusung. Karena itu, meskipun beberapa partai pendukung presiden petahana meraup kemenangan pada pilkada, hal itu tidak bisa menjadi patokan bahwa Joko Widodo pasti menang.
"Sebagai perbandingan, pemilih kita berbeda dengan di Amerika Serikat. Di AS, mudah membacanya berdasarkan dukungan pada partai, tetapi di Indonesia berbeda. Di parpol dukung PDIP, tetapi belum tentu usungan PDIP akan didukung pula karena pemilih kita cair sekali," terangnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono membantah anggapan bahwa hasil Pilkada 2018 cenderung memperkuat posisi presiden petahana. Menurut dia, dukungan untuk mencari capres lain justru menguat jika dilihat dari perolehan suara di 171 daerah.
PAN hargai deklarasi
Partai Amanat Nasional (PAN) menghargai deklarasi yang dilakukan oleh Koalisi Ummat Madani yang mendukung dan meminta Amien Rais maju di Pilpres 2019.
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, saat ini PAN masih mengusung nama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, sebagai capres sesuai hasil Rakernas PAN tahun 2017 di Bandung. "Namun, konstelasi politik mutakhir, termasuk pilkada serentak, akan sangat memengaruhi sikap dan posisi PAN dalam pilpres," ungkapnya.
Dalam deklarasi kemarin di Jakarta, anggota Koalisi Ummat Madani, Eggi Sudjana, mengatakan Amien dapat diusung oleh parpol jika bernegosiasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Jika keduanya sepakat untuk membangun koalisi, partai koalisi umat, yaitu Gerindra, PKS, PAN, dan PBB bisa menjadi kendaraan bagi Pak Amien," ungkap Eggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved