Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Papua Miliki Empat Satuan Militer

Golda Eksa
11/5/2018 20:55
Papua Miliki Empat Satuan Militer
( MI/Bagus Suryo)

PANGLIMA TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meresmikan empat satuan baru militer di Sorong, Papua Barat, Jumat (11/5). 

Satuan tersebut ialah Divisi Infanteri 3 Komando Cadangan Strategis TNI AD, Komando Armada (Koarmada) III TNI AL, Pasukan Marinir 3 Korps Marinir, dan Komando Operasi TNI AU III.

Pada kesempatan itu, Hadi yang didampingi Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono, Kepala Staf TNI AL Laksamana Ade Supandi, dan Kepala Staf TNI AU Yuyu Sutisna juga mengubah nama Komando Armada RI Wilayah Barat (Koarmabar) menjadi Koarmada I, serta Komando Armada RI Wilayah Timur (Koarmatim) menjadi Koarmada II.

Menurut dia, seluruh kebijakan tersebut merupakan bagian dari rencana TNI yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 dan Perpres Nomor 62 Tahun 2016, termasuk program 100 hari kerja Panglima TNI.

"Dengan adanya Satuan TNI baru ini secara dimensi ruang memenuhi unsur kematraan lengkap. Maka diharapkan dapat bekerja secara sinergis dan interoperabel untuk menghadapi ancaman serta memitigasi persoalan di wilayah Indonesia timur secara cepat," ujar Hadi melalui keterangan dari Pusat Penerangan TNI.

Ia menegaskan pembentukan empat satuan baru itu memiliki nilai strategis tinggi dengan latarbelakang yang cukup kompleks. Hal itu karena perkembangan pembangunan kekuatan militer dunia, khususnya di kawasan Asia yang menjadi tolak ukur dalam perimbangan kekuatan (balance of power). Apalagi saat ini belanja militer di Asia juga sudah melampaui Eropa.

Mantan Kepala Staf TNI AU, itu menilai saat ini telah terjadi perubahan paradigma dalam pembangunan kekuatan dan kemampuan militer di dunia. Negara-negara Eropa pun menuju pada perspektif perubahan dari zaman sekarang hingga modern, terutama dalam memandang peran militer yang mengarah pada fungsi noncombat untuk menghadapi pelbagai ancaman nontradisional.

"Sedangkan negara-negara Asia mengalami jalur intelektual berlawanan arah, menuju ke arah modernisasi militer menjadi semakin asertif khususnya pada kekuatan maritim," ujar dia.

Di sisi lain, sambung dia, Indonesia dengan luas wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke memiliki tantangan geografis sekaligus peluang menjadi poros maritim dunia, yaitu sebagai jalur komunikasi dan lalu lintas perdagangan.

"Tantangan geografisnya yaitu bagaimana Indonesia mampu menjaga keamanan, baik keamanan masyarakat, maritim maupun nasional yang berujung pada terjaganya keutuhan dan kedaulatan NKRI."

Hadi mengemukakan, dasar pemikiran TNI untuk segera mengembangkan organisasi ke wilayah timur berkaca dari realitas semakin meluasnya spektrum ancaman dan tantangan yang dihadapi.

"Memang di wilayah timur untuk satuan-satuan induk, khususnya satuan tempur belum ada sehingga kita sangat segera merealisasikan rencana tersebut. Tujuan utamanya melaksanakan operasi di perbatasan untuk menjaga stabilitas keamanan," kata dia.

Ia pun mengucapkan selamat kepada para perwira tinggi TNI yang kini memimpin empat satuan baru tersebut. Mayjen Achmad Marzuki didaulat sebagai Pangdivif 3/Kostrad, Laksda I Nyoman Gede Ariawan menjadi Panglima Koarmada III, Marsma Tamsil Gustari Malik selaku Panglima Koops TNI AU III, dan Brigjen (Mar) Amir Faisol bertugas sebagai Komandan Pasmar 3 Korps Marinir. (A-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya