Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

IPW : Kembalikan Fungsi Rutan Mako Brimob

Akmal Fauzi
10/5/2018 18:25
IPW : Kembalikan Fungsi Rutan Mako Brimob
(MI/Rommy Pujianto)

KETUA Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut rumah tahanan (Rutan) Salemba Cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat tidak layak menjadi tempat penahanan bagi narapidana (napi) kasus terorisme. Area rutan yang kecil tidak sebanding dengan besarnya jumlah napi terorisme hingga 155 orang.

"Pemerintah atau polisi jangan pernah lagi menempatkan napi teroris dengan jumlah besar di satu tempat, ini berbahaya, karena mereka bisa nekat, sementara jumlah sipirnya terbatas," kata Neta, Kamis (10/5).

Jumlah sipir penjaga keamanan di Rutan Mako Brimob tidak lebih dari 10 orang untuk satu kali sif. Mereka diharuskan juga menjaga ratusan napi teroris yang dikumpulkan di satu blok.

Neta menyarankan agar rutan tersebut dikembalikan ke fungsi semula, yakni tempat menahan anggota Brimob nakal. Polri juga perlu mengevaluasi semua tempat penyimpanan senjata api agar tidak mudah dikuasai pihak lain. Pasalnya, dari pantauan IPW banyak tempat penyimpanan senjata api Polri sangat tidak representatif.

"Di polsek-polsek misalnya, senjata api laras panjang rata-rata tiga unit, hanya diletakkan di bawah meja dan hanya ditutupi triplek atau tutup seadanya. Terutama jika tengah malam, umumnya petugas piket tidur dan senjatanya terbiarkan meski terikat rantai," papar Neta.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengungkapkan senjata api yang sempat dirampas para narapidana terorisme saat kericuhan bukan senjata organik atau standar yang biasa digunakan personel TNI/Polri. Menurut Wiranto, senjata tersebut merupakan senjata hasil sitaan polisi pada pelaksanaan operasi sebelumnya.

Atas peristiwa itu, kata Neta, Polri harus bertindak tegas untuk segera mencopot semua pejabat yang bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan lima anggota Polri.

"Akibat kecerobohan mereka dan tidak adanya pengawasan simultan yang mereka lakukan terjadi kekacauan di Rutan Brimob yang membuat lima polisi dibunuh tahanan teroris," tuturnya.

Meski demikian, IPW mengapresiasi sikap pemerintah dalam menyelesaikan kasus kekacauan dan penguasaan Rutan Brimob oleh tahanan teroris. Apalagi dalam penyelesaiannya tidak ada lagi korban luka maupun tewas dan para napi teroris berhasil dipaksa menyerah tanpa syarat.

Neta menilai, hadirnya Menko Polhukam, Panglima TNI dan pejabat lainnya di Mako Brimob menunjukkan sikap soliditas aparatur pemerintah yang mampu memberi dukungan pada Polri untuk menyelesaikan kasus tersebut secara profesional.

"Dengan selesainya kasus ini IPW berharap kasus serupa tidak terulang lagi. Sebab kekacauan di Rutan Brimob sudah dua kali terjadi," tandasnya. (A-2)

Berita terkait :

Wiranto Minta Polri, Kemenkum dan HAM Evaluasi Diri

Wakapolri Pastikan Tidak Ada Napi Terluka dalam Serbuan ke Mako Brimob

Polisi Investigasi Dalang Kerusuhan di Mako Brimob



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya