Jokowi Tegaskan Kesiapan RI Bantu Myanmar

Yan/AFP/RO/X-6
28/4/2018 09:00
Jokowi Tegaskan Kesiapan RI Bantu Myanmar
(AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

DALAM mengawali agenda kunjungan kerja di Singapura, Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Persatuan Myanmar Win Myint di Ruang Bilateral 1, Hotel Shangri-La, Singapura, kemarin.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin melalui rilis menyatakan pertemuan tersebut sekaligus merupakan pertemuan perkenalan dengan presiden baru Myanmar.

Dalam pertemuan itu Presiden Jokowi disebut juga menyinggung mengenai mulai masuknya pengungsi Negara Bagian Rakhine, Myanmar, ke Indonesia.

Jokowi juga menyatakan keprihatinannya terhadap situasi kemanusiaan yang sedang terjadi di Negara Bagian Rakhine serta dampaknya di Cox's Bazar.

"Kepentingan Indonesia hanya satu, melihat Rakhine State stabil dan damai, masyarakatnya termasuk masyarakat muslim dapat hidup dengan damai," kata Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, Presiden ketujuh RI tersebut menegaskan kesiapan Indonesia untuk terus membantu Myanmar. Utamanya terkait dengan pemulangan pengungsi dari Cox's Bazar ke Rakhine secara sukarela, aman, dan terhormat.

Presiden Jokowi memulai kunjungan kerja ke Singapura kemarin untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN. Dalam KTT kali ini Jokowi bersama para kepala negara/pemerintahan ASEAN lain akan membahas berbagai kerja sama dan isu yang berkembang di kawasan hingga internasional.

Salah satunya terkait dengan pengembangan smart city yang fokus pada infrastruktur, pembangunan manusia, dan keamanan siber. Selain itu, para kepala negara/pemerintahan ASEAN akan berupaya memajukan konsep kerja sama Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan inklusif.

Para pemimpin negara di Asia Tenggara juga diperkirakan membahas isu proteksionisme. Hal itu mencuat di tengah kekhawatiran perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dapat meningkat menjadi perang dagang global.

Asia Tenggara, wilayah dengan sekitar 650 juta penduduk, ialah rumah bagi beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Namun, para pejabat dan analis memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan di antara dua perekonomian terbesar di dunia, AS dan Tiongkok, bakal menimbulkan risiko prospek pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya