Budi Waseso Bertekad Bersihkan Mafia Pangan

Andhika prasetyo
28/4/2018 08:45
Budi Waseso Bertekad Bersihkan Mafia Pangan
(MI/SUSANTO)

DIREKTUR Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso alias Buwas, yang baru saja dilantik menggantikan Djarot Kusumayakti, langsung memberikan peringatan keras kepada semua pihak yang masih bermain-main dengan komoditas pangan utama terutama beras.

"Itu pasti. Beras itu persoalan perut masyarakat Indonesia. Jadi, harapan saya tidak ada yang mempermainkan perut-perut masyarakat Indonesia. Ini kebutuhan pokok. Kebutuhan masyarakat Indonesia secara menyeluruh," kata Buwas di Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.

Ia pun tidak segan untuk menertibkan bahkan menyingkirkan mafia-mafia pangan yang kerap merugikan para petani sebagai produsen dan masyarakat sebagai konsumen.

"Kalau mereka ada, itu tugas saya. Saya berangkat dari latar belakang penegak hukum. Jadi harus ditertibkan. Kalau tidak tertib, mana bisa sampai tujuan. Kalau ada yang tidak tertib, kita bersihkan. Kalau memang harus disingkirkan, kita singkirkan," lanjut mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu.

Ia pun menyatakan masih akan bertemu kembali dengan mantan Dirut Bulog Djarot guna mendapatkan berbagai masukan untuk kian mengangkat kinerja Bulog menjadi lebih baik. "Ada banyak hal yang diawali Pak Djarot. Beliau berkomitmen untuk memberikan masukan-masukan," tuturnya.

Mantan Kepala Bareskrim Polri itu akan bertemu dengan Menteri BUMN Rini Soemarno pada Senin (27/4) dalam rapat koordinasi BUMN yang akan dihelat di Solo, Jawa Tengah.

"Saya akan menanyakan apa yang harus saya kerjakan dalam waktu singkat. Jangka pendeknya apa, sedangnya apa, panjangnya apa. Itu menjadi program saya bekerja nanti," tukasnya.

Selain Buwas, Kementerian BUMN menetapkan Teten Masduki sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog menggantikan Sudar Sastro Atmojo. Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-116/MBU/04/2018.

Teten mengatakan dirinya mengetahui hal tersebut sekitar seminggu lalu. "Memang beberapa waktu lalu saya diminta untuk ke sana oleh Presiden lewat Kemensetneg," ujar Teten, kemarin.

Tidak berubah

Terkait dengan penunjukan Buwas sebagai Dirut Perum Bulog, pengamat pertanian Khudori mengatakan hal itu tidak akan mengubah kondisi harga dan persediaan bahan pangan pokok terutama beras dalam waktu dekat.

Bahkan, kata dia, pergantian pucuk pimpinan yang dilakukan dua pekan sebelum Ramadan itu bisa menjadi blunder bagi perseroan.

Pasalnya, sebagai orang baru yang memasuki bidang baru, Buwas perlu mempelajari, mengonsolidasi tim, dan memetakan berbagai persoalan yang dihadapi.

"Itu butuh waktu. Padahal tugas-tugas berat terkait Ramadan, terutama memastikan stok pangan dan stabilisasi harga sudah di depan mata," ujarnya, kemarin.

Perombakan direksi, lanjut Khudori, juga tidak otomatis memperbaiki masalah cadangan stok yang dimiliki Bulog. Oleh karena itu, pergantian harus diikuti dengan perubahan kebijakan agar hasilnya optimal.

Yang terpenting, imbuh Khudori, ialah menyederhanakan dan memperpendek proses pengambilan keputusan di internal perusahaan. Selama ini Bulog terkesan lambat dan tidak responsif dalam menghadapi persoalan karena atasan lembaga itu terlalu banyak.

"Bulog berada di bawah kendali banyak kementerian. Perlu dipikirkan agar proses pengambilan keputusan lebih cepat dengan mengurangi majikan," pungkasnya. (Nur/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya