Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Parpol Gagal Saring Kandidat Berkualitas di Pilkada

Put/P-1
25/3/2018 08:40
Parpol Gagal Saring Kandidat Berkualitas di Pilkada
(MI/BARY FATHAHILAH)

BANYAKNYA operasi tangkap tangan terhadap kepala daerah dan calon kepala daerah membuktikan partai politik yang ada saat ini gagal menjadi penyaring kandidat yang berkualitas dalam pilkada.

Hal itu diungkapkan perwakilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan. "Parpol gagal menjadi pe-nyaring utama kandidat kepala daerah yang berintegritas. Salah satu jalan yang harus ditempuh ialah perba-ikan," kata Ade dalam diskusi Ngobrol Publik bertema Pilkada: Kualitas kandidat penting nggak, sih? Saatnya bersuara! di Paviliun 28, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Ade, saat ini banyaknya kader parpol yang korupsi dalam posisi sebagai kepala daerah dan anggota legislatif disebabkan saat pemilihan mendapat sumbangan dana dari berbagai pihak yang akhirnya menyandera pihak terpilih.

"Mereka menanam saham dengan menyumbang sehingga menyandera kepentingan kepala daerah dan legislatif saat menjalankan visi dan misinya. Akhirnya yang ada ialah korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan," ujarnya.

Ade pun menyebut salah satu upaya perbaikan yang bisa dilakukan ialah dengan meningkatkan subsidi pemerintah terhadap dana bantuan parpol.

Hal itu agar 'saham' pemerintah terhadap parpol semakin besar sehingga parpol mampu meningkatkan perannya tanpa dipengaruhi oleh tekanan eksternal.

"Parpol sekarang ibarat perusahaan. Siapa yang menanam saham terbesar itu dia yang bisa memengaruhi. Maka itu, ICW merupakan salah satu yang mendukung subsidi terhadap parpol di-perbesar dengan catatan ke-terbukaan atau aspek transparansi penggunaan dana ditingkatkan dan diawasi ketat," ujarnya.

Perwakilan Generasi Melek Politik (GMP) Neildeva Despendya menambahkan hingga saat ini umumnya partai politik masih pasif terhadap isu-isu kaum muda. Padahal, sebagian besar pemilih di Indonesia ialah kaum muda.

"Isu yang kita banget itu masih jarang sekali dimanifestasikan dan dibawa parpol. Itulah yang membuat anak muda menjadi apatis meski kepedulian terhadap demokrasi dan kepemiluan tinggi," kata Neil.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya