Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Wacana Poros Ketiga untuk Cek Ombak

MI
10/3/2018 10:22
Wacana Poros Ketiga untuk Cek Ombak
(MI/Susanto)

DIREKTUR Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai pertemuan antara pimpinan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), merupakan upaya mengetes respons publik (testing the water) terkait poros ketiga di Pilpres 2019.

“Saya melihat ini hanya cek ombak. Testing the water dulu. Membentuk poros ketiga itu tidak mudah. Terlebih mereka juga harus menyiapkan tokoh sebagai calon alternatif,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, kemarin (Jumat, 9/3/2018).

Untuk diketahui, Partai Demokrat memiliki 61 kursi atau 10,9% kursi parlemen, PKB 47 kursi atau 8,4%, dan PAN 49 kursi atau 8,7%. Total ketiganya 28%. Jumlah itu melebih batas syarat pencalonan presiden yang hanya mensyaratkan 20%.

“Namun, partai politik tentunya akan memperhatikan coattail effect atau efek numpang populer. Apalagi, pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden digelar secara bersamaan. Setiap partai politik berharap coattail effect dari capres dan cawapres yang diusungnya untuk mendongkrak suara partai politik,” lanjut dia.

Ia menambahkan, kalau Demokrat merapat ke Jokowi dengan syarat Agus Yudhoyono menjadi cawapres Jokowi, poros ketiga tersebut akan bubar di tengah jalan.

“Sebaliknya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyeberang ke poros Prabowo Subianto (Ge­rindra-Partai Keadilan Sejahtera), poros ketiga juga akan bubar jalan,” pungkas Pangi.

Sementara itu, Presiden Jokowi sudah hampir pasti mendapat dukungan dari lima parpol yang punya kursi di DPR (PDIP, NasDem, Golkar, PPP, dan Hanura).

Di sisi lain, Partai Gerindra bisa dipastikan bakal mengusung lagi Ketua Umum Prabowo Subianto. Walau belum resmi, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon sudah memastikan partainya akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Saat ini elektabilitas (tingkat keterpilihan) Jokowi dan Prabowo masih yang tinggi ketimbang calon-calon lain. Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun, mengatakan elektabilitas Jokowi sebesar 35% dan Prabowo ialah 21, 2%.

Hal itu terlihat dari hasil survei Median yang dilakukan pada Februari 2018 dengan 1.000 res­ponden.

Di sisi lain, hasil survei Populi Center menunjukkan elektabilitas secara top of mind berada pada angka 52,8% disusul Prabowo sebesar 15,4%.

Survei Populi Center digelar pada 7-16 Februari 2018, melibatkan 1.200 responden di 120 desa/kelurahan di 120 kecamatan dan di 34 provinsi. (Nov/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya