Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
POLITIKUS Partai Golkar Fayakhun Andriadi membantah semua bukti percakapan yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait keterlibatannya dalam suap proyek di Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Ia mengaku tidak pernah menuliskan pesan-pesan permintaan uang dan arahan transfer kepada Pengusaha Erfwin Arief, semua itu dikatakan Fayakhun dilakukan Peretas.
Jaksa Amir Nurdianto dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (31/1) tersebut beberapa kali menunjukan bukti percakapan antara Erwin Arief dengan Pegawai Muhammad PT Melati Technofo Indonesia Esa Adami Okta. Lewat percakapan tersebut Erwin menyalin percakapan sebelumnya antara dia dengan Fayakhun dan diteruskan kepada Adami.
"Saya tidak pernah menulis pesan-pesan seperti itu dan kalau saya lihat ini copy-paste. Duplikasi digital, bukan data akurat," ucap Fayakhun saat ditunjukan potongan-potongan layar percakapan aplikasi berbagi pesan Whatsapp oleh Jaksa Amir.
Jaksa Amir lantas terus menunjukan potongan percakapan termasuk klaim Fayakhun yang bertuliskan 'Saya ceritakan apa yang sesungguhnya terjadi, saya ini pelaku langsung. Bukan "aktor di belakang layar" dalam proses pembahasan anggaran'. "Ini maksudnya apa, saudara saksi?" Tanya Jaksa Amir.
Fayakhun masih berkeras jika dirinya tidak mengakui pernah mengucapkan kata-kata tersebut hingga beberapa percakapan lainnya ditunjukan. Bahkan Fayakhun mengaku jika dirinya kena retas.
"Perlu saya sampaikan bahwa saya pernah melaporkan ke Polri mengenai adanya hacker meretas account BBM dan Whatsapp saya. tanda laporannya saya bawa, salinannya. bisa saya serahkan. Bahwa memang ada beberapa kali keluhan dari teman-teman saya yang katanya menerima pesan dari saya yang intinya adalah meminta uang dan itu saya klarifikasi langsung. dari situ makanya saya melaporkan kepada Polri," terang Fayakhun kepada Jaksa.
Anggota komisi III tersebut juga menyatakan tidak ada lobi-lobi dengan Ali Fahmi Habsyi, Staf Khusus Bidang Perencanaan dan Anggaran Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Arie Soedewo. Dirinya menyatakan dikenalkan dengan Fahmi Habsyi oleh Politikus PDIP TB Hasanuddin.
"Dikenalkan, tapi setelah itu ada pertemuan yang dia (ALi Habsyi) minta bantuan untuk Bakamla yang saya tolak, setelah itu saya terus menghindar," ucap dia.
Saat dikonfimrasi seusai persidangan, Fayakhun tidak mengatakan sepatah katapun, termasuk kejelasan terkait laporannya kepada Polri perihal aplikasi BBM dan Whatsapp-nya yang diretas. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved