Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
MELIHAT semangat dan peran besar perempuan Indonesia, Presiden Joko Widodo mengakui ada kemungkinan menambah jumlah menteri perempuan di masa mendatang.
“Ya bisa saja, mungkin malah ditambah,” ungkap Presiden seusai memberikan sambutan pada Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-89 yang digelar di Lapangan Waisai Torang Cinta (WTC), Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, kemarin (Jumat, 22/12).
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Kemungkinan soal penambahan menteri perempuan menunjukkan apresiasi pemerintah terhadap seluruh perempuan di Tanah Air, termasuk mama-mama Papua.
“Karena mama-mama Papua adalah perempuan Indonesia, karena Papua adalah Indonesia,” ujar Presiden.
Peringatan Hari Ibu Ke-89 kali ini disebut terasa istimewa karena mengangkat tema Perempuan berdaya, Indonesia jaya. Dengan perayaan tersebut, pemerintah berharap peran perempuan Indonesia dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia semakin meningkat.
“Perayaan penting bagi perempuan Indonesia, bagi negara, dan bangsa karena perempuan Indonesia turut bekerja dalam kemerdekaan Indonesia. Perempuan Indonesia harus semakin berdaya,” kata Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden juga menyampaikan besarnya peran perempuan Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia dengan menteri perempuan terbanyak, yaitu sembilan menteri perempuan dalam Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Jokowi. “Berarti perempuan di Indonesia sudah diberi peran oleh pemerintah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden secara khusus menyapa dan berinteraksi dengan mama-mama Papua yang hadir serta memeriahkan Peringatan Hari Ibu Ke-89.
Presiden dan Ibu Iriana mengunjungi setiap kios dagangan mama-mama Papua yang memang sengaja dipamerkan untuk acara tersebut. Bahkan, Presiden dan Ibu Iriana juga membeli sejumlah barang dagangan yang dijajakan mama-mama Papua.
Bermakna
Dalam kesempatan yang sama, Menteri PPPA Yohana Yembise menjelaskan Hari Ibu lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan dan kemerdekaan, peran perempuan Indonesia sungguh bermakna.
Itu terlihat dalam Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta 22 Desember 1928 sebagai tekad mendorong pembentukan Indonesia merdeka.
Sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, perayaan Hari Ibu ditetapkan setiap 22 Desember.
“Dengan adanya peringatan Hari Ibu terbukti, ada perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan,” ujar Yohana.
Dia berharap peringatan Hari Ibu membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat yang terdorong untuk selalu menghargai hak-hak mereka sebagai perempuan.
Sementara itu, Ketua Umum PHI sekaligus Deputi Perlindungan Hak Perempuan Vennetia R Danes mengatakan ingin mengangkat kehidupan perempuan-perempuan Papua.
“Kalau hal-hal seremonial di tempat-tempat maju tidak akan menyentuh rakyat miskin,” tutur Vennetia. (Ind/RO/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved