Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Presiden: Menonton Film Sejarah Itu Penting

Achmad Zulfikar Fazli
18/9/2017 20:48
Presiden: Menonton Film Sejarah Itu Penting
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PRESIDEN Joko Widodo angkat bicara soal rencana penayangan kembali film Pengkhianatan G30S PKI. Presiden menyebut mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu sangat penting tapi juga mesti disesuaikan dengan zamannya.

"Ya menonton film apalagi mengenai sejarah itu penting. Tapi untuk anak-anak milenial yang sekarang tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang bisa masuk ke mereka. Biar mereka paham bahaya komunisme, biar tahu juga mengenai PKI," ujar Presiden di Jembatan Gantung Mangunsuko, Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9).

Namun, Presiden berharap film yang serupa dengan Pengkhianatan G30S/PKI ke depannya dapat dihadirkan dengan bentuk yang lebih kekinian. Sehingga, film tersebut dapat diterima oleh generasi-generasi muda.

"Lebih baik kalau ada versi yang paling baru. Agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial," ucap dia.

TNI berencana mengadakan nonton bareng film G 30S-PKI. Pemutaran film G30S PKI ini atas perintah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot menyebut pemutaran film ini dilakukan hanya untuk meluruskan sejarah. Ia ingin menunjukan fakta yang terjadi saat peristiwa itu.

Namun, pemutaran film ini menimbulkan pro dan kontra. Sebelumnya, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto sempat meminta seminar dan pemutaran film G30S PKI tidak dilakukan. Sidarto menilai kegiatan seminar dan pemutaran film kontroversial itu dapat menimbulkan keresahan sosial.

"Saya terus terang, jangan diadakan dulu. Ini yang saya bilang, untuk menuju the big five kekuatan ekonomi dunia itu, perlu ada kestabilan politik," kata Sidarto di kantornya, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat. (MTVN/X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya