Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

PDI Perjuangan Perkuat Citra Nasionalis Religius

Deo/P-2
07/8/2017 06:57
PDI Perjuangan Perkuat Citra Nasionalis Religius
(Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri bawah) memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz di Kediaman Hamzah Haz, Kuningan, Jakarta, Sabtu (5/8). -- MI/Arya Manggala)

PERTEMUAN antara Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz dinilai sebagai langkah PDIP memperkuat citra nasionalis religius yang kini melekat di partai berlambang banteng bermoncong putih itu.

Tak hanya itu, menurut pakar komunikasi politik Universitas Brawijaya Anang Sujoko, pertemuan itu juga merupakan upaya PDIP menepis tudingan partai tersebut identik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Secara garis besar PDIP ingin meniru Bung Karno membangun citra nasionalis religius. Ini juga untuk menangkis isu PDIP yang diidentikkan dengan komunis," ujar Anang.

Seperti diberitakan, Hasto bertemu Hamzah Haz di kediaman tokoh PPP tersebut di kawasan Patra Kuningan, Jakarta, Sabtu (5/8) lalu.

Menurut Anang, pertemuan itu memiliki makna khusus.

Terlebih pertemuan itu digelar tak lama setelah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono melontarkan pernyataan yang menyamakan PDIP dengan PKI.

"Enggak ada pertemuan politik yang disengaja tanpa bermaksud membangun makna. Apalagi, isunya terkait komunis. Pasti gerah juga. Opini publik tentang komunisme masih sensitif. Bisa mengganjal PDIP dalam mendulang suara. Ini kan untuk kepentingan (Pemilu) 2019 juga."

Hal senada diutarakan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego.

Menurut Indria, kedatangan Hasto ke kediaman Hamzah Haz guna menetralisasi tudingan PDIP identik dengan PKI.

"PDIP sekaligus menyegarkan memori publik bahwa PDIP dulu pernah berkoalisi dengan partai Islam. Dulu kan, tahun 1950-an, stigmanya nasionalis itu tidak Islam. Yang Islam enggak bisa nasionalis. Kalau sekarang, kan semua nasionalis religius," terangnya.

Selain upaya 'mengontrol kerusakan' akibat dituding sebagai partai yang identik dengan PKI, menurut Indria, tidak ada kepentingan politik praktis dalam kunjungan tersebut.

Terlebih, saat ini Hamzah Haz tidak memegang jabatan khusus di tubuh PPP.

"Hamzah Haz sekarang sudah tidak mewakili partai politik. Jadi, memang (pertemuan itu) hanya untuk memperbaiki citra saja." (Deo/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik