Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ketika Presiden Jokowi Lupa Menyapa

Anshar Dwi Wibowo
11/1/2016 00:00
Ketika Presiden Jokowi Lupa Menyapa
(MI/RAMDANI)
WAKIL Presiden Jusuf Kalla hanya bisa tertawa tergelak melihat tingkah pola sang atasan di acara Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Presiden Joko Widodo yang berdiri di atas mimbar hampir lupa menyapa dia ketika sedang mengawali pidato.

"Ini juga bisa dimarahi lagi. Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia," sebut Jokowi dengan intonasi percaya diri. "Sama partner yang tiap hari dengan saya, malah lupa. Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Haji Jusuf Kalla."

Insiden kecil di ruangan itu membuat suasana kembali menjadi segar dan lebih santai. Sepertinya hadirin merasa geli menyaksikan orang nomor satu di Indonesia itu hampir melewatkan tiga nama.

Bukan hanya lupa menyapa Jusuf Kalla, Jokowi sebelumnya juga hampir luput menyapa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno.

Namun, ia akhirnya sadar telah alpa sesudah ada suara-suara di ruangan itu yang meneriakkan nama Basuki Tjahaja Purnama dan Jusuf Kalla. "Yang saya hormati, kawan baik saya, Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Lupa lagi dimarahi saya," tutur Jokowi yang mengenakan batik cokelat dengan wajah tersenyum.

Begitu namanya disebut, Basuki kemudian berdiri dan agak membungkukkan badan ke arah hadirin sebagai tanda penghormatan. Orang nomor satu di DKI Jakarta itu terlihat santai meski nyaris lupa disapa oleh Jokowi.

Tentu saja, Jokowi tidak lupa menyebut nama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Nama Presiden kelima Indonesia itu bahkan menjadi yang pertama disebut setelah ia mengajak seluruh hadirin memekikkan salam perjuangan bangsa sebanyak tiga kali. "Merdeka! Merdeka! Merdeka!"

Bagi Presiden, entah karena disengaja atau memang gugup berdiri di hadapan peserta rakernas, kerja sama dengan Ahok sepertinya lebih membekas di hati sehingga lebih dahulu ingat untuk menyapa DKI-1 itu ketimbang JK.

Padahal, satu tahun lebih Jokowi tidak lagi intens bertemu dengan bekas wakilnya saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sebaliknya, JK-lah yang hampir rutin mengisi hari-hari melakukan rapat terbatas bersama di Kantor Presiden.

Dalam pidatonya kali ini, Jokowi menyatakan PDI Perjuangan sebagai partai berprinsip dengan dukungan kader yang ulet dan tahan banting. Ia pun menyampaikan dukungannya terhadap wacana dihidupkannya kembali Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) oleh PDI Perjuangan.

Selain itu, Presiden memaparkan sejumlah program yang sedang dilaksanakan pemerintahan Jokowi-JK.  (P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya