KANTOR DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/1), tidak seperti biasanya. Suasana kantor terlihat sepi dan tidak terawat. Lahan parkirnya yang luas terlihat kumuh. Rumput di sekitar gedung utama juga mulai meninggi dan banyak daun kering yang berjatuhan. Selain itu, gedung utama juga tampak gelap dan terkunci. Begitu pun dengan aula serbaguna yang berada di sisi kirinya.
Tak lama seorang petugas mulai membersihkan daun yang berserakan di sekitar gedung utama.
Petugas yang enggan menyebutkan namanya tersebut mengaku Kantor DPP Partai Golkar mulai sepi dan tidak ada aktivitas yang berarti seusai pilkada serentak.
"Sudah sejak sebulan lalu sepi. Kalau rapat pun, tidak di sini. Sudah beberapa hari ini listrik dicabut PLN karena sudah dua bulan rekeningnya menunggak pembayaran. Jadi, kalau malam, gelap gulita tidak ada listrik," jelasnya.
Itu semua terjadi karena dualisme kepengurusan Partai Golkar yang hingga kini tak juga selesai. Imbasnya tidak ada yang mau membiayai perawatan gedung tersebut. Bahkan nominal tagihan listrik partai yang berjaya di era Orde Baru itu mencapai ratusan juta setiap bulannya. Satu bulan, tagihan listrik bisa mencapai Rp400 juta.
"Setahu saya angkanya segitu. Ya, kalau malam, kita mengandalkan lampu penerangan jalan saja," imbuh petugas itu.
Ia pun membenarkan perihal kesejahteraan pekerja yang menjaga kantor ini juga kurang diperhatikan. Sudah hampir dua bulan gaji para petugas keamanan tersebut tidak digaji.
Meskipun demikian, mereka masih tetap menjalankan tugasnya. "Masih ada yang jaga. Petugas keamanan kan warga sini juga. Kita bisa sambil mantau."
Ia berharap kisruh Golkar cepat berakhir sehingga kantor ini kembali menggeliatkan aktivitasnya. "Ya, mudah-mudahan Senin (hari ini) sudah mulai ramai," jelasnya.
Sekretaris Jenderal Golkar Munas Ancol Zainuddin Amali membenarkan adanya pemutusan listrik di Kantor DPP Golkar. Kantor yang sepi dan tanpa aliran listrik ini akibat tak adanya pengurus yang sah. "Ini karena kosong dan nunggak, sudah tidak ada yang bertanggung jawab lagi," ujarnya. (P-2)