Menikmati Hidup tidak Terbelenggu

Arif Hulwan
04/1/2016 00:00
Menikmati Hidup tidak Terbelenggu
(Agus Suparto/Presidential Palace)
PULUHAN burung puter putih (Streptopelia bitorquata) yang berdesakan dalam kotak plastik seakan tidak percaya telah dilepas bebas di lahan terbuka hijau di kawasan Kebun Raya Bogor, kemarin pagi.

Sang pemilik, Joko Widodo, bahkan sempat mengais beberapa puter putih yang masih 'betah' berada di kotak untuk segera terbang bebas. Presiden ke-7 RI ini tampaknya sangat memahami keberadaan fauna di dalam ekosistem tidak dapat dipisahkan untuk menciptakan keseimbangan lingkungan.

Seusai car free day di Kota Bogor, sekitar pukul 09.00 WIB, pria asal Solo ini sengaja melepas banyak satwa di kompleks Istana Bogor yang bersebelahan dengan Kebun Raya Bogor. Puter putih yang dilepasliarkan itu bagian dari 190 ekor burung yang ia borong bersama putranya, Kaesang Pangarep, di Pasar Burung Pramuka, Jakarta, Sabtu (2/1).

Selain puter putih, terdapat pula burung jalak kebo (Acridotheres javanicus), jalak nias (Acridotheres tristis), jalak biasa (Sturnus sp), kapasan (Lalage sp), perkutut (Geopelia striata), kutilang sutra (Pycnonotus flaviventris), kutilang biasa (Pycnonotus aurigaster) dan trucuk (Pycnonotus goiavier).

Sebanyak 190 ekor burung berbagai jenis ini ditempatkan dalam 11 kotak plastik, sebelum akhirnya dilepas. Bukan hanya burung, Jokowi juga melepas tiga karung berisi sekitar 150 ekor kodok (Fejervarya sp) di tiga kolam di halaman depan kompleks Istana Bogor.

Saat melepas kodok di salah satu kolam, Jokowi yang mengenakan setelan celana training hitam, kaus polo putih, jaket olahraga biru, serta sepatu lari, sempat melihat seekor biawak (Varanus salvator) terjebak di dalam lubang saringan air. Ia pun segera memerintahkan perawat kolam untuk membebaskan ke kolam.

"Saya sering melepas ikan dan burung untuk menjaga ekosistem, terutama di kawasan perkotaan. Jumlah burung semakin berkurang. Burung harus dilindungi dan jumlahnya diperbanyak. Melepas burung atau melepas ikan di sungai upaya kita merawat keseimbangan alam," tulis Jokowi di akun Facebook-nya.

Berbeda dengan kebiasaan masyarakat Jawa yang suka memelihara burung, utamanya perkutut, terkait mitos untuk mendatangkan rezeki atau menolak bala, Jokowi justru memilih membebaskan mereka terbang.

Semuanya kembali pada karakter 'blusukan'-nya. Jokowi tak terkekang dengan meja kerja dan protokoler, lebih ingin 'terbang bebas' ke pelosok, tak ingin didikte, misalnya, desakan reshuffle. (X-10) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya