Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Reshuffle tidak Dibahas dengan Parpol Tertentu

Wib/Uta/Nov/Cah/X-4
30/12/2015 00:00
Reshuffle tidak Dibahas dengan Parpol Tertentu
Pramono Anung, Sekretaris Kabinet(MI/PANCA SYURKANI)

PRESIDEN Joko Widodo tidak pernah membahas perombakan (reshuffle) kabinet dengan partai politik tertentu.

Penegasan itu dikemukakan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung kepada Media Indonesia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

"Presiden mempunyai hak prerogatif, tidak pernah berbicara bahkan sampai menyebut nama dengan salah satu partai tertentu," kata Pramono.

Menurut Pramono, dalam berdemokrasi seyogianya parpol menghormati kewenangan Presiden dalam memilih para pembantunya. "Siapa yang perlu di-reshuffle, Presiden jangan diintervensi."

Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy menambahkan Jokowi telah mengemukakan garis kebijakannya terkait reshuffle dalam pertemuan dengan pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Kerja Sama Parpol Pendukung Pemerintah (KP3) pada 12 November.

"Perombakan kabinet akan dikomunikasikan dengan pimpinan parpol. Itu penghargaan Presiden atas bergabungnya kekuatan baru di kabinet. Namun, Presiden meminta agar dituntaskan dulu komunikasi politiknya dengan parpol pendukung pemerintah," ujar Romi, panggilan akrab Romahurmuziy.

Di sisi lain, Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem Irma Suryani menilai parpol sebaiknya tidak meminta jatah kursi kabinet kepada Presiden. "Rakyat butuh parpol yang bekerja membantu pemerintah, bukan yang ribut dengan isu reshuffle."

Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai reshuffle merupakan kewenangan Presiden. "Presiden juga harus otonom dalam memilih orang di kabinet."

Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais sependapat dengan Ahmad Muzani. "Presiden punya pertimbangan mendalam melakukan evaluasi kabinet. Kami tunggu komunikasi (dengan Presiden) setelah Ketua Umum PAN (Zulkifli Hasan) pulang dari umrah. Beliau yang menyiapkan segalanya kalau memang diajak bicara oleh Presiden."

Jaksa Agung HM Prasetyo lebih memilih terus bekerja ketimbang menanggapi isu perombakan kabinet. "Reshuffle tidak harus dirisaukan. Sebagai Jaksa Agung, saya harus fokus mewujudkan tuntutan Presiden. Saya memilih untuk meneruskan kerja. Bekerja dan bekerja."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik