Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kelompok Din Minimi Tetap Diproses Hukum

Amiruddin Abdullah
30/12/2015 00:00
Kelompok Din Minimi Tetap Diproses Hukum
Kepala BIN Sutiyoso (kanan) merangkul pemimpin kelompok bersenjata di Aceh, Nurdin bin Ismail alias Din Minimi, yang menyerahkan diri bersama kelompoknya berikut senjata di Desa Ladang Baro, Aceh Timur, kemarin.(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE)

KELOMPOK bersenjata pimpinan Nurdin bin Ismail alias Din Minimi yang selama ini menebar teror di Aceh setuju berdamai, kemarin. Meski demikian, Polri akan tetap memproses mereka secara hukum.

Kelompok beranggotakan 120 orang itu bersedia turun gunung dan menyerahkan senjata setelah berunding dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso. Penyerahan senjata tersebut dilakukan di halaman rumah orang tua Din Minimi di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur.

Din Minimi setuju menyerahkan senjata setelah enam tuntutan mereka diakomodasi. Sutiyoso dalam jumpa pers di Lhokseumawe menguraikan tuntutan itu antara lain pemberian amnesti kepada anggotanya sebanyak 120 orang dan 30 orang yang sudah ditahan polisi. Mereka juga menuntut yatim piatu dan janda korban konflik disantuni.

"Din Minimi juga meminta KPK turun ke daerah-daerah tingkat II di Aceh dan menghendaki agar dalam pelaksanaan pilkada di Aceh (2017) diturunkan tim pengawas yang independen," jelas Sutiyoso.

Ia menambahkan, tuntutan-tuntutan tersebut jelas menunjukkan bahwa kelompok Din Minimi kecewa dengan pemerintahan di Aceh yang banyak diisi oleh mantan elite Gerakan Aceh Merdeka. "Mereka bukan ingin memisahkan diri dari NKRI, bukan pula kelompok perampok."

Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan pihaknya akan tetap memproses hukum kelompok Din Minimi. "Tentu dalam perspektif polisi, proses hukum tetap ada karena mereka dilaporkan atas pembunuhan anggota TNI, pembunuhan masyarakat, dan perampokan. Banyak laporan polisi terhadap mereka, ada sembilan," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Soal amnesti yang dituntut kelompok Din Minimi, Badrodin menyatakan itu harus melalui persetujuan Presiden Jokowi. Mereka tak bisa dilepas begitu saja. "Mekanismenya kan amnesti itu diberikan kalau sudah ada proses hukum. Penanganan hukum kelompok Minimi lebih baik diberikan ke Polri. Soal keringanan hukuman lantaran menyerahkan diri, masih bisa dibicarakan, bisa dikoordinasikan.''

Kapolri menambahkan, Din Minimi sebenarnya sudah lama ingin menyerahkan diri ke Polri, tapi tak kunjung terealisasi. Wakapolri pun pernah berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Aceh soal penyerahan diri tersebut, tetapi ditunggu-tunggu tidak ada kejelasannya.

Menurut Badrodin, keterlibatan Kepala BIN hingga akhirnya kelompok Din Minimi bersedia turun gunung sudah dikoordinasikan dengan Kapolda Aceh Irjen Husein Hamidi. Langkah itu juga sepengetahuan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan.

Sejak 2 bulan

Untuk membujuk Din Minimi, Sutiyoso mengaku telah menjalin komunikasi dengan yang bersangkutan sejak dua bulan silam. Dialog langsung pun akhirnya bisa berlangsung berkat peran Juha Christensen sebagai fasilitator. Christensen sebelumnya juga memfasilitasi perundingan perdamaian antara pemerintah Indonesia dan GAM di Helsinki, 2005 silam. Ia melakukan pendekatan dengan Din Minimi sejak dua pekan lalu.

Penjemputan terhadap kelompok Din Minimi dari hutan tempat mereka bermarkas dilakukan oleh Sutiyoso bersama Christensen dan beberapa orang lainnya tanpa pengawalan dari aparat. Mereka, selain tiga orang yang menolak turun gunung, kemudian dibawa ke rumah orangtua Din Minimi. Di rumah itulah suasana kekeluargaan kental terasa.

Pada Senin (28/12) malam, saat Sutiyoso berada di rumah tersebut, 'pasukan' Din Minimi yang masih bersenjata melakukan penjagaan ketat. Kemudian, pagi hari kemarin, mereka menyerahkan senjata satu per satu dan terakhir Din Minimi memberikan AK-47 miliknya kepada Sutiyoso. Total ada 15 pucuk senjata yang diserahkan, terdiri atas 13 AK-47 dan 2 SS-1. Ada pula pelontar granat dan 800 amunisi.

Seusai penyerahan senjata, anak buah Din Minimi bergantian memeluk sang komandan dan di antara mereka menangis. "Kita selalu kompak. Rekan-rekan selalu setia menjaga saya dan saya juga menjaga kamu semua," ucap Din Minimi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik