Headline

Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.

Saatnya Indonesia Memiliki Puslitbang Sepeda Motor

(Mus/S-1)
03/11/2016 04:20
Saatnya Indonesia Memiliki Puslitbang Sepeda Motor
(ANTARA)

MESKIPUN pasar kendaraan roda dua di Indonesia merupakan pasar terbesar ketiga di dunia, para produsen sepeda motor masih sangat minim meneliti dan mengembangkan sepeda motor dan membangun puslitbang di Tanah Air. Para produsen saat ini melakukan fokus penelitian dan pengembangan kendaraan roda dua mereka di Thailand. Hal itu diakui Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. "Dengan status pasar terbesar ketiga dunia setelah India dan Tiongkok, itu seharusnya diikuti dengan dibangunnya pusat penelitian dan pengembangan pabrikan di Indonesia," ujar Hartarto saat meresmikan pameran sepeda motor Indonesia Motorcycle Show (Imos) 2016 di Jakarta, Rabu (2/11).

Airlangga menegaskan asosiasi ditantang untuk terus meningkatkan kemampuan teknis pengembangan sepeda motor yang sudah dikuasai untuk kemudian meminta persetujuan prinsipal untuk melakukan pengembangan di Indonesia. "Penelitian dan pengembangan masih dilakukan prinsipal. Kita ingin ada puslitbang sepeda motor di Indonesia. Meskipun secara pasar kita unggul dari Thailand, kita di belakang Thailand dalam hal litbang," ungkapnya. Pada bagian lain, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengakui iklim investasi Thailand dianggap lebih baik daripada Indonesia sehingga puslitbang sepeda motor banyak dilakukan di 'Negeri Gajah Putih'. "Kita harus persiapkan agar iklim usaha kondusif. Sekarang kita sudah banyak mereformasi birokrasi sehingga daya saing kita dengan Thailand akan jauh lebih tinggi. Apalagi, pangsa pasar kita sangat besar. Populasi kendaraan bermotor baru 90 juta dan masih ada ruang untuk tumbuh," tutur Gunadi.

Siapkan SDM
Saat ini, lanjutnya, penelitian dan pengembangan menjadi tanggung jawab prinsipal. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga bisa mendorong prinsipal untuk membangun puslitbang di Indonesia. "Saat ini tingkat komponen dalam negeri sepeda motor di kisaran 85%-90%. Artinya dari sisi manufaktur kita sudah kuasai dan ini jadi modal kita." ujarnya.

Sementara itu, untuk ekspor sepeda motor Indonesia tahun ini ditargetkan sebanyak 300 ribu dengan sasaran pasar negara maju. "Itu menyatakan bahwa produk kita, selain kompetitif di harga, standarnya pun diakui. Padahal, masuk negara maju tidak mudah. Itu berarti kita sudah menjamin seluruh perangkat industri kita diterima," paparnya. Kini, tambah Gunadi, Indonesia harus melakukan penelitian dan pengembangan. Seluruh motor yang diekspor sudah memiliki standar emisi Euro 4, sedangkan untuk sepeda motor di dalam negeri berstandarkan Euro 3.

Menurutnya, apabila infrastruktur bahan bakar di dalam negeri sudah siap menerapkan standar emisi Euro 4, industri sepeda motor akan semakin efisien dan meningkatkan daya saing. Gunadi menambahkan, volume pasar sepeda motor Indonesia pada tahun ini sebesar Rp90 triliun dan berkontribusi pajak sebesar Rp27 triliun. Selain itu, saat ini asosiasi sedang mempersiapkan untuk mengembangkan kendaraan roda dua dengan menggunakan listrik yang ditargetkan siap diproduksi secara massal pada 2018 mendatang. (Mus/S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya