Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
CHARGED Indonesia mengundang sejumlah media dalam rangka memperkenalkan tiga produk skuter listrik (skutrik) perdana yang rencananya akan ikut meramaikan pasar sepeda motor listrik di Indonesia. Ketiga skutrik tersebut masing-masing adalah Rimau, Anoa dan Maleo.
Charged Indonesia sengaja memilih nama-nama tersebut sebagai upaya untuk lebih memperkenalkan hewan-hewan endemik Indonesia yang saat ini terancam punah. Penamaan hewan itu juga disesuaikan dengan karakter masing-masing skutrik.
"Rimau berasal dari kata harimau yang dipakai oleh masyarakat di beberapa daerah di Sumatra, seperti di Bengkulu, Sumatra Barat, dan sebagian Lampung," ujar.Brand manager Charge Indonesia Yudi Permana Sukma, Senin (24/10).
Sesuai dengan namanya, Rimau ditujukan bagi konsumen yang mengutamakan tampilan macho dan dan sporty dan memiliki kecepatan paling tinggi diantara ketiganya yaitu sekitar 95 km/jam..
Begitu juga dengan Anoa dari Sulawesi yang menurut Yudi, merupakan sejenis kerbau namun gesit dan kuat. "Uniknya hewan ini bahkan bisa minum air laut," imbuhnya.
Anoa dan Rimau memiliki platform yang sama. Mulai dari mesin, hingga struktur bodi. Hanya peruntukkannya yang beda. Anoa lebih ditujukan untuk kebutuhan fleet, atau kurir seperti ojek online. Keduanya juga dirancang mampu membawa beban hingga 150 kg di luar pengendaranya..
Rimau dan Anoa dibekali motor berdaya 4.000 Watt dan mengakomodasi pemakaian dua buah baterai di bawah tempat duduknya sehingga kemampuan jelajahnya bisa mencapai sekitar 200 km dengan pemakaian santai.
Untuk skutrik yang paling kecil diberi nama Maleo, yaitu jenis burung dari Pulau Buton. "Burung ini tidak mengerami telurnya, melainkan mengubur telurnya di pasir vulkanik. Begitu menetas, anak burung ini langsung bisa berlari dan terbang. tidak seperti anak burung lain yang perlu disuapi oleh induknya. Itu mewakili dari karakter Charged Maleo.
Sesuai dengan namanya, Charged Anoa memiliki karakter yang lincah untuk pemakaian urban, baik itu penggunaan pribadi maupun ojek online. Skutrik ini dilengkapi motor listrik berkekuatan 2.000 Watt. "Meskipun Maleo cuma dibekali satu baterai, namun karena ukurannya kecil dan ringan, kemampuannya bisa mencapai sekitar 120 km. Sedangkan untuk kecepatan maksimumnya kalau gas dibejek abis, bisa sekitar 75 km/jam," paparnya.
Media Indonesia sempat menjajal ketiga skutrik tersebut di jalanan kawasan perumahan di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Meskipun diklaim memiliki platform yang sama antara Rimau dan Anoa, namun dalam hal respons grip gas, Rimau lebih linier dibandingkan Anoa yang sedikit menghentak. Alasan pihak Charge Indonesia, karena Anoa dirancang untuk membawa beban berat. Sementara untuk Maleo, karakter responsnya mirip Rimau sehingga mirip-mirip dengan skutik konvensional.
Seluruh model dilengkapi tiga mode pengendaraan. Mode 1 untuk efisien, Mode 2 untuk pengendaraan normal, dan Mode 3 untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Ketiga model ini juga dilengkapi fitur mundur yang berguna saat terasa berat saat parkir mudndur. Soal performa, layaknya sepeda motor listrik, akselerasinya sangat bertenaga namun halus tanpa hentakan.
Saat ditanya soal harga, Yudi menjelaskan bahwa ketiga skutrik tersebut tidak dijual, melainkan ditawarkan ke masyarakat melalui sistem berlangganan. Pasalnya masyarakat banyak yang masih ragu terkait bagaimana mendapatkan suku cadang, bagaimana jika baterai setelah dipakai empat tahun dan harus bagaimana jika mengalami kerusakan.
"Oleh karena itu, kita memutuskan ingin mempercepat orang-orang beradaptasi dari motor bensin ke motor listrik dengan cara berlangganan," tukasnya.
Berbeda dengan sistem sewa yang umumnya konsumen menanggung sendiri bila ada masalah. Dengan sistem berlangganan yang diterapkan oleh Charged indonesia, pelanggan tinggal menggunakannya, tanpa perlu khawatir dengan segala macam kendala dan kerusakan.
"Ban dan kampas rem habis kami yang ganti. Baterai bermasalah langsung kita ganti. Bahkan kita punya 24 Hour Assistance. Jadi bila ada masalah tinggal telepon, lalu kita datangi. Kalo bisa perbaiki di lokasi, sejam dua jam akan kita lakukan. Kalau ternyata tidak bisa diperbaiki, kita ganti unit baru. Intinya, pelanggan tinggal pakai," terang Yudi.
Biaya berlangganannya untuk ketiga skutrik ini dipatok di angka Rp1.650.000 per bulan. Uniknya, jika pelanggan dalam waktu tiga bulan bosan, pelanggan bisa menukarkan dengan skutrik model lainnya sehingga ia bisa mendapatkan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan serta gaya hidupnya. (S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved