Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SEBUAH perusahaan petrokimia asal Inggris Ineos mengembangkan sebuah kendaraan off-road yang tampilannya menyerupai Land Rover Defender.
Ide itu lahir dari CEO Ineos Jim Ratcliffe yang mengaku penggemar berat model klasik Defender. Kendaraan itu akan diberi nama Ineos Grenadier. Ineos merupakan sebuah perusahaan petrokimia yang tahun lalu meraup pendapatan senilai US$61 miliar.
Rencana memproduksi Grenadier pertama kali diumumkan pada 2017 silam, tepat satu tahun setelah pihak Land Rover memutuskan untuk menghentikan produksi Defender klasik yang sangat ikonis.
Saat itu, Ratcliffe melihat kendaraan off-road berdesain ‘kasar’ itu masih sangat diminati mulai oleh kalangan industri tambang, kehutanan, hingga pertanian, termasuk kalangan antusias seperti dirinya. Sepertinya ia tak rela kendaraan seikonis itu hilang dari peredaran.
Langkah pertama yang ia tempuh ialah mendatangi Land Rover untuk membeli hak paten Defender asli, tetapi sayangnya ditolak. Sebagai salah satu miliarder terkaya sekaligus pemilik grup perusahaan besar di Inggris, Ratcliffe pantang menyerah. Ia pun memutuskan untuk membuatnya sendiri dari awal dengan membentuk divisi Ineos Automotive.
Platformnya dipesan dan dikembangkan bersama Magna-Steyr, Austria. Magna-Steyr merupakan perusahaan yang membantu Mercedes-Benz dalam mengembangkan model G-Class/Gelandewagen yang tak kalah ikonis. Jadi, tak mengherankan jika desain Grenadier juga memiliki kemiripan dengan Mercedes-Benz G-Class.
Ineos Grenadier direncanakan baru diproduksi akhir 2021 di sebuah pabrik yang tengah dibangun di kawasan Bridgend, Wales. Lokasinya hanya berjarak 30 menit berkendara dari pabrik baru Aston Martin di St Athan, tempat DBX dibuat.
Layaknya kendaraan off-road sejati, Grenadier menganut konstruksi body on frame, solid axle dengan panhard rod (lateral rod) di sumbu roda depan dan belakang, dikombinasi progressive coil spring. Untuk mereduksi bobotnya, bodi dibuat dari perpaduan antara aluminium, high strength steel, dan juga material komposit.
Alhasil, lahirlah sosok Grenadier yang memiliki desain secara keseluruhan merupakan perpaduan antara Defender klasik dan G-Class. Ratcliffe mengklaim kendaraan itu diciptakan untuk mengisi celah kendaraan 4x4 yang kosong akibat Defender klasik tidak diproduksi lagi.
Uniknya untuk urusan mesin, BMW memasok baik versi mesin bensin maupun mesin diesel, termasuk mesin turbocharger 3.0 liter 6 silinder segaris. Transmisi menganut model otomatis 8-speed plus transfercase untuk low gear sebagai fitur standar.
Jika diteliti, sangat mudah untuk melihat perbedaan Grenadier dengan Defender. Grenadier tampak lebih lebar karena wajahnya dibuat lebih tipis dengan bumper lebih modern seperti G-Class plus skid plate di bagian bawahnya.
Tahap uji coba
Grenadier akan tersedia dalam pilihan varian lima pintu dan empat pintu berbodi pikap. Pihak Ineos saat ini masih belum mengungkap tampilan interior dari Grenadier. Mereka berjanji akan mengungkapkannya saat mendekati tahap produksi.
“Desain saat ini memungkinkan kami fokus pada tahapan kritis berikutnya dari pengembangan kendaraan, menguji kemampuan dan daya tahannya,” ungkap CEO Ineos Automotive Dirk Heilmann seperti dilansir Motorauthority.com, belum lama ini.
Ia menambahkan, perusahaannya sedang fokus pada prototipe untuk mengikuti program uji coba yang berat untuk Grenadier dapat bertahan 1,8 juta kilometer. Sebagai kendaraan offroad ia harus setangguh Defender.
Ineos berencana untuk menjual Grenadier ke seluruh dunia. Harganya masih bergantung pada berapa banyak pesanan yang datang. Namun, kendaraan itu diperkirakan akan dibanderol dengan harga awal tidak lebih dari US$65 ribu. (S-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved