Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Benarkah Erick Thohir Ikut Bisnis PCR

Irma Suryani Chaniago, Politisi Partai NasDem 
03/11/2021 11:15
 Benarkah Erick Thohir Ikut Bisnis PCR
Irma Suryani Chaniago,(MI/Susanto)

SEJAK dipilih Pak Jokowi menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan berat; mulai dari fitnah, tudingan, hoaks dan lain-lain. Situasi ini mengingatkan saya kepada pernyataan Ganjar Pranowo di acara ILC beberapa tahun lalu, "Erick Thohir menabrak tembok-tembok besar yang sistemnya sudah karatan."

Jadi tidak mengherankan kalau hari ini, banyak fitnah dan tudingan kepadanya. Ini karena keberaniannya menabrak tembok-tembok besar untuk membenahi BUMN. Membenahi tembok tembok besar yang sudah karatan dengan pimpinan-pimpinannya juga banyak yang karatan, tentu tak seperti membalikkan telapak tangan.

Membenahi BUMN dengan pemimpinnya  juga ada yang karatan tersebut dibutuhkan keberanian, dari mulai membenahi akhlak yang kemudian dijadikan sebagai tagline BUMN, membenahi sumber daya manusia (dari direksi sampai komisaris), serta membersihkan tikus-tikus kantor yang menjarah uang negara dengan melaporkan mereka ke aparat berwenang. Tindakan yang terakhir ini belum pernah terjadi di Indonesia, seorang menteri melaporkan bawahan di bawah wewenangnya ke pihak berwajib. Bravo Erick.

Tindakan out of the box yang beliau lakukan mirip dengan tindakan guru politiknya, Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo. Saya yakin karena chemistry dan ketulusan sikap dalam menjalankan perintah presiden inilah yang kemudian membuat beliau dipercaya menyelesaikan banyak tugas penting,  dengan jabatan-jabatan penting yang penuh tantangan. Tentu saja hal ini sudah pasti akan mendapatkan banyak hambatan dari oknum-oknum yang merasa kenyamanannya terganggu.

Ibarat pepatah biarkan anjing menggong kafilah tetap berlalu, Erick Thohir bergeming dari fitnah yang menyatakan perusahaan beliau terafiliasi dengan perusahaan yang mengelola 2,5% penyediaan PCR. Erick yang setelah menjadi menteri melepaskan semua posisi bisnisnya dituding bermain dalam penyediaan PCR. 

Mari secara jernih kita bicara by data tentang PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), dan berapa PCR yang mereka kelola untuk kepentingan kondisi darurat pendemi covid-19. Total jumlah tes PCR yang sudah dilaksanakan di Indonesia 28,4 juta, sedangkan total jumlah tes yang dilakukan PT GSI berjumlah 700 ribu. Itu artinya PT GSI hanya mengelola 2,5% dari total tes PCR. Menurut pendapat saya, kalau mau bermain, harusnya PT GSI menguasai pasar sampai 50% bukan 2,5 %. 

Mari kita periksa lagi. Yayasan kemanusiaan Adaro hanya punya saham 6% di PT GSI. Artinya, keterlibatan yayasan kemanusiaan Adaro sangat kecil, dan juga membuktikan bahwa yayasan ini tak bermain-main di bisnis PCR. Mereka murni hanya untuk membantu kemanusiaan di era pandemi. Selain itu Erick Thohir juga tidak aktif di yayasan kemanusiaan Adaro. Ini juga menunjukkan jauh sekali hubungan Erick dengan bisnis PCR.

Sesungguhnya sangat disayangkan para oknum yang tidak bertanggung jawab bicara tapi minim data. Bahkan bermain dalam framing berita untuk membunuh karakter menteri tokoh masa depan ini. Mereka yang mengaku aktivis tetapi selalu bermain dalam politik praktis, dan mengabaikan politik etis tanpa memikirkan akibat yang ditimbulkan. Bahkan ada majalah berita nasional masih menulis berdasarkan asumsi terutama soal keterlibatan yayasan kemanusiaan Adaro.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya