Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
YANG kita hormati, sayangi, banggakan, muliakan, Presiden RI Joko Widodo tentu bersama dengan Bapak Wapres Bapak KH Ma'ruf Amin.
Di tengah kita hadir Presiden kelima RI. Siapa dia? Ibu Megawati dan dialah sahabat sejati.
Para pimpinan lembaga tinggi negara. Hadir di tengah kita di sini Ketua DPR RI Mbak Puan Maharani, hadir juga Ketua MPR RI Bung Bambang Soesatyo. Tentu dengan unsur pimpinan kedua lembaga tinggi ini yang kita muliakan bersama.
Di tengah-tengah kita juga hadir para penentu kebijakan republik ini. Para sahabat-sahabat Partai NasDem. Mereka adalah para tokoh-tokoh dan ketua umum partai-partai politik yang kita undang di tengah-tengah kita. Inilah sahabat-sahabat kita semuanya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Para duta besar negara sahabat dan tentu hadirin dan hadirat yang saya muliakan.
Kita baru saja menyelesaikan kongres kedua yang kita laksanakan bersama selama kurang lebih empat hari. Suasanya kongkres begitu luar biasa dalam berbagai pembahasan yang telah dilakukan. Semuanya mencapai satu titik kesimpulan bersama partai ini harus tetap meneguhkan tekad dan semangatnya untuk tetap membantu suksesnya jalan roda administratif pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Partai ini juga meneguhkan sikap diperlukan terus menerus upaya membuka ruang komunikasi dan konsolidasi bersama dengan seluruh eksponen dan komponen elemen masyarakat tanpa membedakan mereka yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan. Ini kedua tekad kita.
Bapak Presiden yang saya hormati. Semua ini adalah hasil daripada seluruh komitmen yang dihasilkan oleh Kongres. Ditambah satu tambahan referensi. Nah ini yang luar biasa Bapak Presiden.
Kongres memintakan agar saya bersedia untuk dicalonkan menjadi calon presiden pada 2024. Ini yang paling terberat Bapak Presiden.
Seluruh tugas yang diberikan pada saya dengan mandat kepada saya sebagai ketua umum terpilih. Insyaallah, rasa-rasanya bisa saya lakukan. Tapi memberikan harapan, keyakinan, tugas, menjadi calon presiden. Ah, Bapak Presiden, Bapak Wapres, Mbak Mega yang saya sayangi.
Saya ingin nyatakan rasanya tidak mungkin membalikkan jarum jam kembali. Nah, ini menjadi permasalahan bagi saya. Saya terima hormat kepada kawan-kawan semuanya tapi saya katakan kalau saja tawaran ini berlaku pada 20 tahun yang lalu, saya siap untuk itu.
Apa jalan yang kita harus ambil? Saya pikir, saya berikhtiar, saya berkontemplasi pada diri saya semalaman. Maka di hadapan tokoh bangsa ini, saya ingin nyatakan partai ini harus berani mengambil sebuah inisiatif untuk membuka dan memberikan ruang kesempatan kepada seluruh potensi anak negeri yang mungkin pantas, patut untuk menjadi pemimpin negeri ini pada 2024.
Maka itu kita pikir Tidak ada salahnya kita akan lakukan dua tahun menjelang 2024, kita akan lakukan dengan sungguh hati dengan penuh kebajikan, kejujuran untuk memilih salah satu yang terbaik melalui proses konvensi calon presiden. Ini harapan kita.
Maka ini bisa memberikan gambaran betapa bersyukurnya kita, bisa hadir, bisa menarik nafas, ditengah-tengah kehidupan bangsa yang tetap memberikan kesempatan bagi semua anak negeri untuk tampil menjadi pemimpin-pemimpin negeri ini.
Jadi kalau ada yang menyatakan, ini berpihak pada Gubernur DKI Jakarta Bung Anies Baswedan, ah salah itu. Berpihak pada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, apalagi. Salah juga itu. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, belum tentu. Kader dari partai internal Partai NasDem apalagi, belum tentu lagi. Jadi siapa? Ya kita cari bersama.
Untuk itulah, saya pikir, bersyukurlah kita. Kepemimpinan bangsa yang dipimpin oleh seorang anak bangsa yang bernama Jokowi. Kita menaruh harapan besar pada dirinya untuk tetap melanjutkan kerja dengan seluruh aspek kehidupan yang kita miliki. Agar bisa semakin menghantar perjalanan kehidupan bangsa agar lebih mendekati tujuan-tujuan kemerdekaan bangsa ini, maka saudara kita akan memohon dan meminta pada malam hari ini Presiden RI Joko Widodo berbicara di depan kita semuanya. Ingin saya peluk lebih erat, tapi tidak bisa.
Baca juga: Jokowi Unggah Foto Rangkulan dengan Surya Paloh di Twitter
Inilah kita dengan seluruh kelebihan dan kekurangan kita, tapi satu hal yang ingin saya katakan pada kita semua kita sayang pada tokoh-tokoh bangsa ini. Kita sayang pada Jokowi. Kita sayang pada Pak Ma'ruf Amin. Kita sayang pada Pak Jusuf Kalla yang mendampingi kita. Dan jangan pernah ragukan lagi betapa saya masih sayang pada Mbak Mega.
Jangan pernah ragu. Ini penting sekali. Karena ketika Mbak Mega enggak salaman, saya rusak semua. Saya coba kirim intelijen untuk menginvestigasi apa betul memang Mbak Mega sengaja enggak salaman saya? Hasilnya, saya tahu, tidak sengaja.
Untuk itu marilah kita berikan aplaus bersama untuk kita semuanya malam hari ini. Dirgahayu Partai NasDem yang ke-8.
Terima kasih atas kedatangan Bapak Presiden, Bapak Wapres, Presiden kelima, Wapres ke-12, para tamu undangan semuanya. Saya akhiri, terimalah salam hormat dari saya selaku Ketua Umum Partai NasDem.
SEJUMLAH partai politik menyatakan penolakannya terhadap Putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024 soal pemisahan pemilihan umum (pemilu) nasional dan daerah atau lokal.
KETUA Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menerima para pencipta lagu mars dan himne NasDem di NasDem Tower, Rabu (2/7/2025).
DEWAN Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Nursiah Daud Paloh (NDP) menjamin hewan kurban, sapi maupun kambing dipotong sesuai dengan syariat Islam.
Penyerahan sapi kurban secara simbolis dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Jumat (6/6).
Surya Paloh menyerahkan sapi kurban di Masjid Nursiah Daud Paloh. Hewan itu diterima oleh Ketua DKM Masjid Endra.
Salat di Masjid Nursiah Dauh Paloh dipimpin oleh Ustaz Ferdiansyah. Tema khutbah dalam ibadah ini adalah ‘Islam Sebagai Hal yang Bisa Mempersatukan Seluruh Rangkaian Ajaran Nabi Ibrahim’.
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa, demokrasi Indonesia dibangun di atas kesepakatan kebangsaan—yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Hasan mengemukakan pemerintah tak pernah mempermasalahkan tulisan opini selama ini. Hasan menyebut pemerintah tak pernah mengkomplain tulisan opini.
Perlu dibuktikan apakah teror tersebut benar terjadi sehingga menghindari saling tuduh dan saling curiga.
Dugaan intimidasi terjadi usai tayangnya opini yang mengkritik pengangkatan jenderal TNI pada jabatan sipil, termasuk sebagai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Yogi Firmansyah, merupakan aparatur sipil negara di Kementerian Keuangan dan sedang Kuliah S2 di Magister Ilmu Administrasi, Universitas Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved