Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
SAYA bukan penggemar sepak bola. Sampai sedemikian jauh, saya tidak tahu, apalagi memprediksi, negara mana yang nanti bakal menjadi juara dunia.
Jika kontestasi piala dunia disamakan dengan pemilihan umum, termasuk pilkada tempo hari, saya adalah swing voter. Pilihan saya tergantung dari siapa dan partai apa yang sedang naik daun serta punya prospek bagus ke depan.
Semasa kecil saat masih belajar di sekolah dasar di Jakarta, saya memang pernah ikut-ikutan bermain sepak bola. Sampai sekarang saya masih ingat, saya pernah memasukkan bola ke gawang lawan.
Itulah satu-satunya gol dalam sejarah kehidupan saya sebagai seorang laki-laki, bukan sebagai pemain sepak bola. Lawan tanding kesebelasan saya ya teman sekelas.
Bersepak bola rupanya beda tipis dengan berpolitik. Saat ada lomba atau pemilihan umum, semuanya ingin menang. Kalah identik dengan ketidakrelaan. Tatkala kekalahan menimpa, emosi jiwa sulit dibendung.
Demikian pula ketika gol satu-satunya saya ciptakan. Lawan tanding semakin bersemangat. Entah mengapa saya begitu benci melihat teman saya di lapangan yang begitu lihai menggocek bola. Kepiawaiannya "menggoreng" bola mungkin setara dengan Messi, kapten kesebelasan Argentina.
Saya lebay? Bisa jadi. Tapi, itulah kehebatan kawan yang menjadi lawan tanding saya. Ketika bola berada di kakinya, saya tidak pernah berhasil menyentuh bola yang akan saya rebut.
Seusai pertandingan, seperti biasa kami saling ejek. Saya dongkol. Teman saya yang lihai bersepak bola itu saya pukul. Kena kepalanya.
Beruntung, dia tidak membalas. Mungkin dia menganggap saya anak bawang yang bersumbu pendek, sebentar-bentar marah, protes, dan menyalahkan pihak yang lebih kuat dan unggul.
Ujung-ujungnya kami dihukum oleh guru, berjemur di bawah terik matahari, sebab kami bermain sepak bola lupa waktu. Jam pelajaran di kelas kami langgar. Waktu istirahat kami habiskan untuk main sepak bola di lapangan yang jaraknya 100 meter dari sekolah.
Kembali ke kejuaraan Piala Dunia yang sedang berlangsung di Rusia. Kabar terbaru, Argentina, kesebelasan yang diidolakan menang kalah setelah berlaga dengan Prancis tadi malam (Sabtu 30 Juni).
Portugal yang juga diunggulkan bakal menggondol World Cup ternyata juga kalah saat melawan Uruguay padahal di kesebelasan itu ada si bintang Ronaldo.
Jauh sebelumnya, Jerman yang digadang-gadang menang, ternyata juga harus bertekuk lutut di kaki para pemain kesebelasan negara-negara yang tidak diunggulkan sama sekali.
Di Indonesia, kesebelasan tiga negara itu punya banyak pengikut dan pendukung. Persis seperti para kandidat kepala daerah yang pada Rabu (27 Juni) lalu berlomba lewat pilkada.
Mirip hajatan pilkada (menjelang dan sesudahnya), meme dan kata-kata mengandung cerca (hinaan) pun berseliweran di media sosial dan tersebar hingga mampir ke grup-grup Whats App.
Perlakuan masyarakat (kreativitas), khususnya penggemar sepak bola di negeri ini kepada para pemain dan tim kesebelasan negara yang gagal mengusung Piala Dunia, menurut saya keterlaluan tapi sekaligus menghibur.
Para pendukung saling mencerca lewat gambar-gambar lucu. Andai saja meme-meme itu diketahui Messi atau Ronaldo misalnya, mereka pasti marah, bahkan berhak protes.
Bayangkan, begitu Argentina kalah, di dunia maya sudah bertebaran rekayasa foto Messi membawa/mengangkut dus di terminal bus layaknya orang akan mudik Lebaran.
Ada pula yang menggambarkan Messi sedang mengayuh sepeda dan berjualan somay. Tidak cuma itu, ada yang kreatif (iseng) membuat meme Messi lengkap dengan kaos Argentina bernomor 10 namun bersarung sedang berada di halte menunggu angkot.
Sebelumnya, Messi malah diparodikan lewat meme sebagai polisi yang tengah menjaga TPS saat pilkada sedang berlangsung.
Ronaldo pun kena olok-olok. Lewat meme, ia digambarkan sudah beralih profesi menjadi pedagang ikan segar lengkap dengan sepeda onthelnya.
Boleh jadi kreativitas mencerca ala Piala Dunia itu diilhami dari peristiwa politik (pilkada) yang beberapa hari lalu digelar di 171 daerah yang goalnya adalah menang atau kalah.
Sang pembuat dan penyebar meme lucu itu mungkin punya motivasi bahwa sportivitas jauh lebih elegan daripada mengingkari kekalahan.
Siapa yang mengira kesebelasan Argentina, Jerman, Portugal dan entah negara mana lagi yang digadang-gadang bakal keluar sebagai juara, akhirnya terpental sebelum masuk dalam kontestasi 8 besar.
Para pendukung fanatik Argentina pasti kecewa berat. Dengan analisis dan teorinya masing-masing, Argentina disebut pantas menang.
Fakta membuktikan Argentina kalah 4-3 dari Prancis. Peristiwa kekalahan Argentina malah dikait-kaitkan dengan peristiwa pilkada tempo hari. Ada meme yang "dihiasi" dengan cerca seperti ini: "Argentina tidak mau mengaku kalah. Menunggu rekap keputusan FIFA setelah World Cup 2018 selesai."
Kata-kata itu diakhiri dengan tagar #Mirip Pilkada Jabar 2018. Ada pula yang iseng menyebut bahwa skor 4-3 itu adalah hasil quick count dukun yang dipublikasikan lewat lembaga-lembaga survei resmi.
Dalam konteks pilkada, khususnya di Jawa Barat, menerima kekalahan memang pahit. Apalagi jika para pendukung kandidat (termasuk parpol) sudah merasa bahwa mereka kuat dan tak terkalahkan setiap ada hajatan pilkada.
Para pendukung kandidat Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) selama ini merasa sudah berada di atas angin. Oleh sebab itu ketika quick count mengumumkan keduanya kalah, para pendukung tidak menerima. "Kamilah yang menang," kata mereka sambil menunjukkan hitung-hitungan quick count ala mereka.
Dalam pilkada, sportivitas memang jadi barang langka, apalagi buat mereka yang merasa besar.
Tim Argentina, Jerman, dan Portugal secara sportif pasti rela mudik pulang kampung.
Ngomong-ngomong, siapa sang juara Piala Dunia 2018? Sebagai swing voter, saya kok merasa Kroasia yang bakal juara. Perasaan saya soal Kroasia sama dengan ketika Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Khofifah bakal menang di pilkada.(*)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved