Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Kelas yang Tertukar

Henry Bachtiar
10/12/2017 14:15
Kelas yang Tertukar
(MICOM/VICKYG)

DALAM beberapa artikel penulis kerap menjumpai kesalahan, atau lebih tepatnya ketertukaran, dalam pemakaian kata, antara kata benda (nomina), kata kerja (verba), dan kata sifat (adjektiva). Maksud dari kalimat di dalam artikel tersebut dapat ditebak, tetapi kesalahan pemakaian kata tentu agak mengganggu bagi pembaca yang tahu. Salah satunya seperti pemakaian kata autodidak pada kalimat berikut ini.

Mari belajar bahasa Inggris secara autodidak. Ia bermain piano secara autodidak. Benarkah pemakaian kata itu dalam kalimat tersebut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), autodidak masuk kelas kata nomina yang artinya 'orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri'. Dengan demikian, penggunaan kata secara autodidak pada dua kalimat tadi tidaklah tepat. Kelas kata yang mengisi kalimat itu seharusnya adjektiva. Dalam KBBI, ada kata autodidaktik yang artinya 'dengan belajar sendiri'. Kata itulah yang semestinya mengisi dua kalimat tersebut karena itu masuk kelas kata adjektiva.

Autodidak ialah nomina, sedangkan autodidaktik ialah adjektiva. Sebagai perbandingan, penulis mengganti kata autodidak dengan kata ketekunan dan kata autodidaktik dengan kata tekun pada dua kalimat tadi. Lebih tepat mana penggunaan kelas kata dalam kalimat berikut. Mari belajar bahasa Inggris secara ketekunan. Mari belajar bahasa Inggris secara tekun. Tentu pemakaian kata yang tepat ialah pada kalimat kedua, dengan kata tekun (adjektiva). Ia bermain piano secara tekun. Pemakaian kata yang tepat tentunya secara tekun (adjektiva).

Ketidaktepatan dalam penggunaan kata yang serupa dengan kasus autodidak dan autodidaktik penulis jumpai pada kata sukses dan kesuksesan. Timnas meraih sukses di semifinal. Pemakaian kata sukses pada kalimat tersebut tidaklah tepat. Sukses masuk kelas kata adjektiva. Kelas kata yang tepat untuk mengisi kalimat itu ialah nomina, yakni kesuksesan. Sebagai perbandingan, penulis mengganti kata kesuksesan dengan kata keberhasilan dan kata sukses dengan kata berhasil. Lebih tepat mana penggunaan kelas kata dalam kalimat berikut? Timnas meraih berhasil di semifinal, atau timnas meraih keberhasilan di semifinal.

Pemakaian kata yang tepat tentunya terdapat pada kalimat kedua. Berhasil masuk kelas kata verba, sedangkan kelas kata yang benar untuk mengisi kalimat tersebut ialah nomina, yakni keberhasilan. Kasus serupa penulis temukan juga pada pemakaian kata pesimis-pesimistis dan optimis-optimistis. Ia optimis dapat tampil di turnamen itu. Menurut KBBI, optimis masuk kelas kata nomina yang artinya 'orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal'. Dengan demikian, pemakaian kata optimis pada kalimat tersebut tidaklah tepat. Kata yang seharusnya mengisi ialah optimistis (adjektiva), yang menurut KBBI berarti 'bersifat optimis; penuh harapan (tentang sikap)'.

Kesalahan pemilihan kelas kata yang tepat untuk mengisi sebuah kalimat bisa jadi disebabkan salah kaprah yang berulang sehingga dianggap wajar pada akhirnya. Atau, itu bisa pula disebabkan keengganan mengecek kelas kata yang masih kita ragukan dalam entri KBBI. Karena itu, menyediakan jeda untuk sekadar mengecek kelas kata yang tepat setidaknya membuat kita cermat dalam menuliskan kalimat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik