Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Magnus Carlsen Akui Energi dan Semangat Gukesh, Pertimbangkan Mundur dari Catur Klasik

Thalatie K Yani
03/6/2025 06:20
Magnus Carlsen Akui Energi dan Semangat Gukesh, Pertimbangkan Mundur dari Catur Klasik
Sehari setelah kalah dari Dommaraju Gukesh di Norway Chess 2025, Magnus Carlsen mengakui ketangguhan sang juara dunia muda. Ia juga mengungkapkan kemungkinan mundur dari catur klasik.(Media Sosial X)

SEHARI setelah kekalahan dramatisnya dari Dommaraju Gukesh di babak ke-6 turnamen Norway Chess, Magnus Carlsen mengakui energi dan semangat juara dunia muda tersebut, sambil menyatakan di hari yang normal seharusnya ia yang memenangkan pertandingan tersebut.

Carlsen, 34, sebenarnya mendominasi sebagian besar permainan di babak ke-6, namun akhirnya melakukan blunder karena tekanan waktu. Kesalahan itu memberinya kekalahan melawan Gukesh, grandmaster muda India berusia 19 tahun, Minggu (1/6). Tampak frustrasi, mantan juara dunia lima kali itu menghantam meja dengan kepalan tangan, menyebabkan bidak catur berhamburan. Ia kemudian menjabat tangan Gukesh, merapikan papan, dan pergi sambil menepuk pundak sang lawan muda.

“Saya ingat saat saya seusia dia, terkadang energi, semangat bertarung, dan optimisme bisa lebih besar dibanding kualitas langkah-langkah kita,” ujar Carlsen, Senin (2/6).

“Menurut saya, cukup lama dia (Gukesh) hanya terus mendorong tanpa terlalu berpikir. Dan ya, di hari yang normal, tentu saya menang, dan hasilnya akan sangat berbeda,” tambahnya.

Carlsen memuji ketangguhan mental Gukesh serta kemampuannya memanfaatkan peluang, meski berada dalam posisi sulit hampir sepanjang pertandingan yang berakhir dalam endgame yang epik.

“Yang ia lakukan dengan baik, seperti yang saya singgung, adalah bertarung dengan sangat gigih. Ia mampu memanfaatkan peluang yang ada, dan ia layak mendapat pujian atas itu. Tapi itulah jenis peluang yang seharusnya benar-benar saya habisi. Kalau tidak, saya tidak punya harapan,” kata Carlsen.

Kekalahan Pahit yang Membekas

Legenda catur Susan Polgar menyebut kekalahan ini sebagai salah satu yang paling menyakitkan dalam karier cemerlang Carlsen. Bahasa tubuh Carlsen di babak ke-7 pada hari Senin pun mencerminkan rasa kecewanya.

Meski lebih tenang setelah menang dalam tie-break Armageddon melawan grandmaster asal Amerika Serikat, Hikaru Nakamura (peringkat 2 dunia), luka dari kekalahan hari Minggu tampak masih membekas.

Carlsen Akan Tinggalkan Catur Klasik?

Carlsen kembali menyinggung soal masa depannya di catur klasik. Ia mengaku lebih rela merasakan pahitnya kekalahan dalam format catur yang benar-benar ia nikmati.

“Saya rasa saya akan main di tiga babak terakhir (Norway Chess), lalu saya harus mempertimbangkan keputusan untuk tahun depan di turnamen ini, atau mungkin turnamen lainnya nanti, karena saya memang tidak begitu menikmati catur klasik,” ungkapnya.

Saat ditanya secara langsung apakah ia mempertimbangkan untuk mundur dari turnamen catur klasik, Carlsen tidak menutup kemungkinan.

“Itu mungkin saja, ya. Saya tidak akan duduk di sini dan berkata saya tidak akan main catur klasik lagi selamanya, tapi sekarang ini saya tidak terlalu tertarik.”

“Masalahnya, kekalahan itu menyakitkan, tak peduli apapun formatnya. Tapi kalau saya kalah dalam sesuatu yang saya nikmati, seperti Blitz, Rapid, atau Freestyle, itu lebih mudah diterima. Bukan berarti saya tidak bisa main catur klasik, hanya saja dalam situasi seperti kemarin (kekalahan dari Gukesh), saya mulai bertanya-tanya, ‘Kenapa saya melakukan ini? Apa gunanya?’” (India Today/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya