Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
UEFA bergerak cepat dengan membuka proses disiplin terhadap kerusuhan antarsuporter yang terjadi seusai laga Inggris dan Rusia di Grup B Piala Eropa 2016 Prancis yang berlangsung di Stade Velodrome, Marseille, Prancis Minggu (12/6) dini hari.
Badan sepak bola Eropa itu segera menjatuhkan sanksi kepada Rusia akibat ulah suporternya yang memicu kerusuhan, melakukan tindakan rasial, dan menyalakan kembang api dalam laga kedua tim yang berakhir imbang 1-1. Sanksi terhadap Rusia rencananya akan diputuskan Selasa (14/6) waktu setempat setelah Federasi Sepak Bola Rusia (RFS) memberikan laporan.
"UEFA menyatakan kejijikannya terhadap kekerasan yang terjadi di pusat Kota Marseille dan menaruh perhatian serius terhadap insiden yang terjadi usai pertandingan di Stadion. Tindakan semacam itu sangat tidak diterima dalam sepak bola," tulis pernyataan resmi UEFA.
Kerusuhan antara suporter Rusia dan Inggris pecah seusai laga kedua tim berakhir. Sejumlah suporter Rusia merangsek ke area tempat duduk suporter Inggris dan mulai memukuli suporter Inggris.
Kerusuhan pun berlanjut ke luar Stadion yang menyebabkan jalanan sekitar Stade Velodrome berada dalam situasi mencekam. Seorang pria Inggris dilaporkan berada dalam kondisi sekarat dengan luka hebat di kepalanya, sedangkan 34 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko mengutuk tindakan oknum suporter tim nasional Rusia yang menyebabkan kerusuhan tersebut dan bersiap untuk mendengarkan sanksi yang akan dikeluarkan UEFA. Namun, Mutko juga menyalahkan pihak penyelenggara yang gagal mengantisipasi kerusuhan tersebut dengan memisahkan kedua suporter. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved