Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Provinsi Jawa Barat memastikan akan memberikan
apresiasi bagi atlet yang telah berprestasi pada PON 2020 Papua.
Pada gelaran itu, Jawa Barat berhasil menjadi juara umum dengan raihan
total 133 emas, 105 perak, dan 118 perunggu, sekaligus mempertahankan
juara umum yang juga diraih pada PON 2016.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjanjikan akan memberikan
kadeudeuh (bonus) bagi atlet yang meraih medali. "Bonus akan
diberikan secepatnya di Gedung Sate," katanya Jumat (15/10).
Mengenai jumlah, menurutnya, saat ini sedang dihitung sesuai dengan
medali yang diraih atlet. Namun, menurut dia per atlet jumlahnya
mencapai ratusan juta rupiah.
"Besarannya sedang dihitung oleh Pak Sekda. Yang pasti ratusan juta baik emas, perak, perunggu," ucapnya.
Menurut dia, perolehan bonus ini tergantung nomor olahraga yang
diikuti. Besaran bonus akan sedikit berbeda mengingat kondisi keuangan daerah akibat pandemi virus korona.
"Yang pasti kami akan berusaha semaksimal mungkin memberikan bonus
terbaik. Memang tidak bisa maksimal karena covid-19. Semua terdampak, termasuk Pemprov Jabar kehilangan pendapatan yang luar biasa besarnya," lanjut Kang Emil.
Gubernur memastikan seluruh warga Jawa Barat mengucapkan terima kasih kepada para atleta yang telah berjuang mengharumkan nama daerah. Dia mengaku sangat bahagia karena Jawa Barat berhasil mempertahankan gelar juara umum PON pada gelaran kali ini.
"Yang saya bahagia adalah kita menang tidak di tanah sendiri. Tapi
sekarang di tanah orang yaitu Papua. Beli tomat ke Ujung Pandang, Jawa
Barat bukan jago kandang," kelakarnya.
Emil menjelaskan, keberhasilan mempertahankan juara umum PON ini
merupakan pengulangan sejarah 70 tahun silam ketika provinsinya berhasil mempertahankan gelar juara umum PON. Jawa Barat berhasil
mempertahankan gelar pada PON di 1953 Sumatra Utara setelah sebelumnya
menjadi juara umum PON 1951 di Jakarta.
Saat itu, pesta olahraga bergengsi senasional ini masih digelar dua
tahun sekali. "Pada PON II (1951) dari 18 cabor Jabar memperoleh 21
medali emas, 10 perak, dan 11 perunggu dengan total 42 medali. Sementara PON III (1953) Jabar meraih 24 emas, 12 perak, dan 14 perunggu dengan total 50 medali," katanya.
Lebih lanjut Emil menjelaskan mengenai pembinaan atlet yang dilakukan di Jawa Barat. Jawa Barat memiliki sistem pembinaan olahraga
mulai dari usia dini.
Para atlet diikutsertakan pada berbagai ajang kompetisi seperti pekan
olahraga pelajar daerah (Popda) mulai dari tingkat kabupaten/kota sampai provinsi. Tujuannya adalah untuk mencari bakat-bakat di bidang olahraga sejak usia dini.
"Jadi kita mulai dari Popda atau Pekan Olahraga Pelajar Daerah, di
level-level anak masih SD, SMP. Itu kita sudah tetapkan yang terbaik
jadi PON versi anak-anak remaja," katanya.
Setelah bibit-bibit tersebut ditemukan, anak-anak itu kemudian
dimasukkan ke dalam Pusat Pendidikan dan Latihan Pusat Pendidikan dan
Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Tujuannya agar anak-anak yang mempunyai bakat olahraga bisa terasah.
"Setelah saring dari pekan pelajar itu kita punya PPLP. Jadi
anak-anaknya ditarik ke sekolah khusus yang memprioritaskan
kesehariannya dalam olahraga. Sambil dia disetarakan pendidikan
formalnya," katanya.
Tak hanya kompetisi usia dini, kompetisi olahraga melebarkan sayap ke
beberapa event olahraga antar daerah seperti pekan olahraga pegawai
negeri sipil (PNS), pekan olahraga pesantren, hingga pekan olahraga
daerah (Porda).
Pada sisi lain, Emil bersyukur karena di Jawa Barat terdapat Universitas Pendidikan Indonesia yang di dalamnya ada jurusan olahraga. Jabar sangat terbantu untuk menerapkan pendidikan keilmuan
olahraga agar menjadi parameter yang jelas dalam memilih calon atlet.
"Dalam empat tahun terakhir ini, Jawa Barat sedang bereksperimen
menerapkan sport science. Ini mengombinasikan ilmu-ilmu pertumbuhan
fisik dengan prestasi," katanya.
Menurut Emil, ini menjadi salah satu unsur keberhasilan dalam menyiapkan atlet-atlet yang memiliki kapasitas dan kapabilitas.
Dia juga menggambarkan bagaimana penerapan sport science. "Misalnya
kalau dilatih di oksigen tipis, dia akan banyak menghasilkan sel darah
merahnya, yang berkaitan nantinya dengan ketahanan fisik," ucapnya.
Tak hanya itu, Emil juga mengklaim mendesain agar masyarakat senang
bergerak dan olahraga. Oleh karena itu dia rajin mengunggah aktivitas
olahraga di media sosialnya untuk mengajak masyarakat berolahraga.
"Kemudian suasana keseharian Jawa Barat saya desain agar warga Jawa
Barat itu senang bergerak. Makanya kalau postingan saya olahraga bagian
dari kampanye mengolahrgakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga,"
katanya.
Pada PON 2020 Papua, Jawa Barat meraih gelar juara umum dengan torehan
133 emas, 105 perak, dan 118 perunggu. Dari 2.218 medali yang
diperebutkan, Jawa Barat berhasil mengumpulkan 356 medali.
Capaian ini mengungguli dua pesaing yakni DKI Jakarta di tempat kedua dengan 110 emas, 91 perak, dan 101 perunggu, serta Jawa Timur di posisi tiga dengan 110 emas, 89 perak, dan 90 perunggu. (N-2)
Rombongan tim asuhan Yudiantara itu akan memulai training centre (TC) pada 8-17 September 2021 di Kabupaten Indramayu, Jabar.
Sebagai juara bertahan PON, Jawa Barat merupakan tim yang mengandaskan Papua di babak semifinal PON XIX Jawa Barat 2016 silam.
Ricky Ricardo Cawor, memuncaki daftar top skor sementara Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dengan koleksi lima gol dari dua pertandingan yang sudah dijalani.
Untuk menghadapi laga final kontra Aceh di PON XX, Papua fokus pada pemulihan fisik pemain dan meningkatkan kekuatan lini tengah.
Kapten Papua Ricky Ricardo Cawor membukukan dwigol penyokong keunggulan tuan rumah.
"Kami akan memberikan bonus kepada tim sepak bola Papua di PON XX ini sebesar Rp1 miliar. Dan Papua semoga terus bisa berkembang sepak bolanya."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved