Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
ATLET, Kamis (22/4), mengecam Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang mengatakan akan tetap melarang aksi protes di podium juara serta lapangan pertandingan selama Olimpiade Tokyo dan Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Atlet lontar martil Amerika Serikat Gwen Berry, yang mengangkat tangannya tanda protes di ajang Pan-American Games di Peru, dengan tegas menuding IOC sebagai hipokrit yang berusaha membungkat para atlet demi kepentingan finansial.
"Lagi, mereka berdiri di sisi yang salah. Saya mendorong para atlet untuk melakukan aksi atas apa yang mereka pandang benar," tegasnya.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade Laporkan Kasus Covid-19 dari Kirab Obor
Pernyataan itu dilontarkan Berry setelah Dewan Eksekutif IOC, sesuai masukkan komisi atlet, menolak melonggarkan Aturan 50 Piagam Olimpiade yang melarang sebagal bentuk pernyataan politik, keagamaan, atau rasisme di situs Olimpiade.
Ada desakan bagi IOC untuk mencabut Aturan 50 setelah pada 2020 terjadi peningkatkan aksi mendukung inisiatif rasisme atai keadilan sosial seperti Black Lives Matter di olahraga.
Komite Olimpiade AS telah secara resmi meminta IOC menimbang ulang Aturan 50 dan berjanji tidak akan menghukum atlet AS yang menyatakan dukungan mereka atas keadilan sosial dan rasisme di Tokyo.
Meski IOC akan menjalankan rekomendasi Komisi Atlet untuk membagikan kaos bertuliskan 'perdamaian', 'solidaritas', dan 'kesetaraan' kepada para peserta Olimpiade, aksi demonstrasi masih tetap dilarang.
IOC mengatakan dari jajak pendapat terhadap 3.547 atlet bahwa dua pertiga dari mereka memandang tidak tepat untuk melakukan demonstrasi di podium juara, lapangan pertandingan, atau upacara resmi lainnya.
"Responden merasa hal itu bisa dilakukan dalam konferensi pers atau mix zone," lanjutnya.
Global Athlete, organisasi yang dibentuk untuk memperkuat suara atlet, mempertanyakan metode survei yang dilakukan IOC.
"Anda tidak bisa melakukan survei mengenai HAM dan kebebasan berekspresi. Survei semacam it hanya akan memperkuat kelompok mayoritas saat kaum minoritas yang seharusnya didengar," ujar karateka Irlandia dan pendiri Global Athlete Caradh O'Donovan.
"IOC kembali memilih supresi ketimbang ekspresi," lanjutnya.
Adapun peraih empat medali emas Olimpiade Michael Johnson mengatakan, "Menyebut 70% atlet mendukung, saya harus bertanya dari 70% itu berapa yang pernah dimarginalkan atau menjadi sasaran kebencian?" (AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved