Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PRESIDEN Komite Paralimpiade Indonesia Senny Marbun menyatakan kecewa ketika mengetahui bahwa waktu pelaksanaan ASEAN Para Games (APG) 2020 di Filipina ternyata diundur, dari awalnya akan digelar pada 18-24 Januari menjadi 20-28 Maret.
Meski demikian, Senny menyatakan pihaknya memahami bahwa memang ada kesulitan yang dihadapi panitia penyelenggara (Philapgoc) selama mempersiapkan ajang dua tahunan itu.
"Ada handicap, kan urusan dana kalau menyeberang tahun sulit. Di sana (Filipina) juga mungkin seperti itu," kata Senny kepada Media Indonesia, kemarin.
Diundurnya APG, imbuh Senny, sudah diinformasikan kepada para atlet dan mereka diminta untuk sabar.
"Sabar kan disayang Tuhan. Harapannya tetap juara umum. Persiapan panjang kan membuat jadi juara umum juga mudah," sambung dia.
Saat disinggung mengenai jadi pendeknya persiapan atlet menuju Paralimpiade 2020 di Jepang karena APG digelar Maret, Senny menegaskan hal itu juga tidak akan terganggu. Dia mengatakan persiapan menuju Paralimpiade sudah menjadi satu paket dengan APG. "Kami hanya harus sesuaikan partisipasi atlet di single event," ujarnya.
Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto dalam keterangan resminya mengatakan pihaknya sangat menghargai dan memahami kondisi dan kendala yang dihadapi Philapgoc dan berterima kasih APG tetap diselenggarakan meski mundur dua bulan.
Kemenpora hanya berharap penundaan waktu penyelenggaraan APG akan cukup memberi waktu bagi Philapgoc untuk lebih baik dalam persiapan. "Khusus untuk internal Indonesia, dengan adanya penundaan, maka program pemusatan latihan nasional tentu dipertimbangkan untuk diperpanjang sambil menunggu penyempurnaan persiapan dalam rangka untuk mempertahankan peringkat juara umum," kata Gatot.
Ukir rekor
Para atlet 'Merah Putih' yang akan berlaga di APG mengaku telah mempersiapkan diri dengan baik. Di antara mereka rupanya juga ada yang mengatakan bahwa latihan yang dijalani juga untuk memenuhi ambisi demi mencatatkan rekor baru. Salah satunya atlet para-atletik, Sapto Yogo Purnomo.
Sebelumnya, atlet disabilitas yang mengidap cerebral palsy itu mencatatkan rekor dengan catatan waktu 11,41 detik saat berlomba di Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab. Di sisa waktu yang ada, Sapto terus menyempurnakan tekniknya agar bisa mencetak waktu lebih cepat di nomor sprint 100 m.
Dari cabang olahraga para-tenis meja, Indonesia masih akan mengandalkan David Jacobs. Setelah tampil sebagai juara bertahan di kelas TT10 di APG 2017 yang digelar di Malaysia, David berharap dapat kembali menyumbang medali emas bagi Indonesia. (Rappler/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved