Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIM angkat besi Indonesia terus mempersiapkan para lifter terbaiknya agar bisa meraup poin dan menembus Olimpiade 2020 Tokyo.
Hingga saat ini baru lifter andalan Indonesia Eko Yuli Irawan di kelas 61 kg yang berada di jalur terdepan guna meraih tiket Olimpiade.
Eko berada di posisi keenam dengan 3,145.9162 poin dalam klasemen kualifikasi Olimpiade 2020. Namun, tugas Eko belum usai. Demi memastikan tiket, Eko harus terus mengamankan posisi delapan besar dengan tampil di ajang kualifikasi.
"Kualifikasi ini belum selesai hingga April atau Mei baru diumumkan. Sudah ada yang masuk kualifikasi tetapi belum aman," ujar Manajer Pelatnas Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), Sonny Kasiran.
Bukan cuma Eko yang punya kans untuk lolos ke Olimpiade. Lifter muda, Windy Cantika Aisah di kelas 49 kg putri digadang-gadang bisa lolos ke Tokyo.
Baca juga : Angkat Besi, Binaraga, dan Angkat Berat Resmi Bercerai
Peraih medali emas di SEA Games 2019 itu berada di peringkat 13 dengan 2,285.6753 poin. Maka, kesempatan Windy lolos delapan besar dan mengamankan tiket ke Olimpiade cukup besar.
"Sementara ini Eko sama Windy, tapi poin itu masih bisa berubah, tergantung penampilan mereka di kualifikasi," ucap Sonny kepada Media Indonesia.
Adapun peluang meraih tiket Olimpiade lainnya dari lifter Nurul Akmal dan Triyatno. Keduanya akan dikirimkan ke Qatar Terbuka 2019 pada 18 Desember mendatang untuk mengejar poin.
Rencananya, para lifter yang telah bertanding di SEA Games akan diliburkan pada 21 Desember dan kembali ke pelatnas pada 3 Januari mendatang.
Eko dan Windy bakal dipersiapkan untuk mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Asia khusus putra di Iran dan Kejuaraan Asia Junior di Uzbekistan, pada Februari mendatang.
Baca juga : Selepas SEA Games, Eko Yuli Incar Medali Olimpiade
Soal anggaran pelatnas olimpiade Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono mengatakan telah mengirimkan proposal anggaran sejak September silam.
"Akhir bulan Desember semoga diverifikasi, jadi Januari diharapkan bisa turun," ujar Djoko.
Djoko membutuhkan anggaran sebesar Rp11 miliar untuk enam bulan ke depan sebagai upaya memaksimalkan lifter menuju Olimpiade Tokyo 2020.
"Kita berjuang sebab itu uang harus turun. Mau tak mau kita harus ikut Olimpiade jadi sangatbperlu dana sejak turun aejak awal pelatnas," ucapnya. (OL-7)
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach memastikan pihaknya tidak akan memberikan akreditasi kepada pejabat IWFyang terlibat dalam korupsi di tubuh IWF.
Dengan berolahraga, otot dalam tubuh dapat berkembang dan kerja massanya lebih meningkat.
Eko yang turun di kelas 61 kilogram menyumbang medali perunggu untuk Indonesia di Kejuaraan Asia setelah membukukan total angkatan 299 Kg (snatch 133 Kg dan clean and Jerk 166 kg).
Tidak makan dan minum dari fajar hingga terbenam matahari tidak menjadi alasan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 itu untuk tidak menjalani jadwal latihan pelatnas yang ketat.
Misi Eko memperbaiki total angkatan diketahui tidak akan berjalan dengan mudah. Pasalnya, dia baru beranjak pulih dari cedera pergelangan kaki.
Pada kejuaraan dunia itu, para atlet harus mampu melampaui target angkat beban seberat minimal 325kg untuk satu tiket Olimpiade di kelas 67kg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved