Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Panahan Bidik Lima Medali Emas

Despian Nurhidayat
24/9/2019 00:00
Panahan Bidik Lima Medali Emas
Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) berharap bisa membawa pulang lima medali emas dari SEA Games 2019.(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

PERSATUAN Panahan Indonesia (Perpani) berharap bisa membawa pulang lima medali emas dari SEA Games 2019 yang akan diselenggarakan di Filipina. Namun, ada tiga medali emas yang diyakini benar-benar bisa diraih di ajang dua tahunan tersebut.

Sekretaris Jenderal Perpani Riza Barnadi, mengatakan, dari target yang ditetapkan, medali emas bisa diperoleh dari nomor beregu compound, mix recurve, dan compound. Biasanya, cabang olahraga (cabor) panahan di SEA Games melombakan 10 nomor pertandingan. "Kita target optimistis tiga, tapi ngejar lima (medali emas) lah," ujar Riza di Stadion Panahan, Senayan, Jakarta, kemarin.

Riza menjelaskan, Perpani berencana mengirimkan 16 atlet, delapan putra dan delapan putri, yang akan bertarung di nomor atau divisi compound dan recurve. Empat atlet putra dan empat atlet putri akan ikut nomor compound, sedangkan empat atlet putra dan putri lainnya ikut nomor recurve.

Saat ini para atlet panahan yang mengikuti program pemusatan latihan nasional diberi kesempatan untuk bertarung di kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) di Senayan. Tujuannya, sebagai tolok ukur dan evaluasi seusai menjalani latihan di Korea Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Riza, karena sekarang sudah sangat mendekati waktu penyelenggaraan SEA Games, Perpani tidak akan menggelar try out lagi ke luar negeri. Para atlet akan digembleng di dalam negeri. "Selesai mereka di kualifikasi PON, mereka akan latihan di sini (Jakarta)," kata dia.

Finalisasi monev

Komandan Kontingen (CdM) Indonesia untuk SEA Games, Harry Warganegara, menyatakan batas akhir finalisasi siapa saja atlet yang akan diberangkatkan ke Filipina, jatuh pada Kamis (26/9). Penentuan finalisasi itu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi (monev) terhadap cabor-cabor yang telah mengirimkan atletnya ke Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Sejauh ini, telah ada 47 cabor yang sudah melakukannya.

"Sebanyak 47 cabor itu harus dilihat lagi satu-satu dan kita kembalikan lagi ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), apakah mau diberangkatkan atau tidak. Kita lihat juga cabor-cabor yang sesuai dengan targetnya pemerintah," ujar Harry kepada Media Indonesia.

Harry mengatakan, seluruh keputusan berada di pihak Kemenpora karena bakal disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki pemerintah. "Namun, bukan berarti bakal dipaksakan bujetnya. Kita bakal terus tinjau cabor mana yang kira-kira bisa berprestasi di Filipina," ucapnya.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI), Robby Suarly, menilai seleksi yang bakal diterapkan KOI dan pemerintah bakal mempersempit kesempatan para atlet junior untuk bisa berpartisipasi di Filipina.

"Saya sih berharap KOI bisa segera menyelesaikan permasalahan ini karena dalam pertemuan kemarin, saya sama sekali tidak melihat celah untuk para junior. Artinya, para atlet seperti dianggap rata semua. Saya bisa katakan bahwa ini tidak bisa dilakukan untuk memukul rata semua atlet," pungkasnya. (*/Ant/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya