Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BAGI Gregoria Mariska Tunjung, dirinya seperti berjodoh dengan pemain tunggal putri Thailand Ratchanok Intanon. Pasalnya, Gregoria kembali dipertemukan dengan Intanon setelah lima kali berjumpa di turnamen yang berbeda. Kali ini mereka berhadapan lagi di babak ketiga Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 yang berlangsung hari ini. Tahun ini, Gregoria sudah tiga kali bertemu Intanon.
Gregoria berhasil masuk babak ketiga setelah menang 21-14 dan 21-10 dari rekan senegara Intanon, yakni Busanan Ongbamrungphan. Sementara Intanon lolos dari babak kedua setelah mengalahkan kompatriotnya, yaitu Nitchaon Jindapol, dengan skor 22-20 dan 21-14 .
Jika mengharapkan kemenangan dari Intanon agar bisa maju ke babak berikutnya, Gregoria bagai pungguk merindukan bulan. Pasalnya, dari lima kali pertemuan, Gregoria tak pernah menang dari Intanon. Dia mengungkapkan Intanon unggul darinya jika permainan sampai tiga gim. Karena itu, Gregoria menilai persiapan yang harus dia lakukan ialah meningkatkan ketahanan fisiknya.
"Evaluasinya hampir sama, dari beberapa pertemuan yang lalu dengan Intanon, saya pasti kalahnya rubber game, dan masalahnya di fisik. Jadi pasti harus lebih siap fisiknya. Lawan Intanon pasti enggak mudah, jadi saya harus siap semuanya, fisik, mental terus juga cara main, harus lebih kerja keras, dan mengimbangi dia terus," jelas Gregoria.
Namun, tidak hanya Gregoria yang menemui tantangan berat. Pemain tunggal putri Indonesia lainnya, yaitu Fitriani, juga harus menghadapi lawan yang sangat tangguh di babak kedua setelah mampu menang mudah dari Yvonne Li (Jerman) dengan skor 21-14 dan 21-12. Fitriani hari ini harus berhadapan dengan unggulan kedua asal Taiwan, Tai Tzu Ying.
Fitriani sebenarnya memiliki peluang untuk bisa merebut tiket masuk babak berikutnya dari Tzu Ying. Meski lawannya lebih diunggulkan, belum pernah berjumpa dengan Fitriani. Selain itu, dengan modal bermain di babak pertama, Fitriani sudah tahu mengenai kondisi lapangan. "Mudah-mudahan besok (hari ini) bisa main lebih lepas dan nothing to lose," kata Fitriani.
Dari sektor lain, Berry Angriawan/Hardianto yang turun di nomor ganda putra sukses mengikuti jejak Gregoria dan Fitriani. Berry/Hardianto menang 20-22, 21-13, dan 21-15 dari pasangan asal Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Sementara itu, Ronald/Annisa Saufika tersingkir dari Swiss karena kalah 14-21 dan 13-21 dari ganda campuran asal Belanda, Robin Tabeling/Selena Piek.
Langsung dievaluasi
Jauza Fadhila Sugiarto/Yulfira Barkah terpaksa angkat koper lebih awal dari Kejuaraan Dunia karena di babak pertama, mereka kalah dari ganda putri Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 14-21 dan 15-21.
Penampilan mereka langsung mendapat evaluasi dari sang pelatih, Eng Hian. Konsistensi Jauza/Yulfira di lapangan dinilai belum matang dan tidak mampu menerapkan pola permainan. "Memang untuk saat ini saya bilang, kapasitas mereka masih di situ. Jadi harus evaluasi juga dari diri mereka sendiri. Masih harus ekstra kerja keras lagi. (BadmintonIndonesia/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved