Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Wadahi Hobi Karyawan, Kini Lahirkan Banyak Atlet

Cahya Mulyana
28/4/2019 21:00
Wadahi Hobi Karyawan, Kini Lahirkan Banyak Atlet
Para finalis pada hari ini mendapatkan kesempatan dua kali bertanding untuk menunjukkan kemampuannya di hadapan para pelatih PB Djarum.(MI/Furqon Ulya Himawan)

"Mulanya karyawan PT Djarum bermain bulu tangkis untuk menjaga kebugaran. Tak ada pelatih maupun program khusus," ujar CEO PT Djarum Robert Budi Hartono.

Itu sepenggal cerita yang tertuang dalam buku berjudul Setengah Abad PB Djarum dari Kudus Menuju Prestasi Dunia yang ditulis oleh tim Historia.id dalam rangka perayaan hari ulang tahun ke 50 PB Djarum.

Kegiatan bulutangkis menyeruak di kalangan pegawai perusahaan dan biasanya dilakukan setelah jam kerja usai. Sore menjadi waktu yang favorit bagi mereka untuk menyalurkan hobi serta melepas lelah setelah bergelut dengan tugas.

Tanpa fasilitas memadai karena hanya memanfaatkan brak atau tempat melinting rokok di Jalan Bitingan Lama atau saat ini bernama Lukmonohadi No 35,  Kudus, sinar prestasi sudah terasa. Robert Budi Hartono mengajak koleganya yakni Goei Poo Thay, Bambang Hartono, Margono dan Thomas Budi Santoso untuk merumuskan sebuah wadah yang bisa mentransformasikan hobi tersebut menjadi kegiatan serius yang bisa menuai prestasi.

Beberapa waktu berselang, tepatnya 1969, mereka mendirikan klub bulu tangkis bernama PB Djarum dan mulai membina pemain dalam dan luar perusahaan. Dari klub ini lahirlah banyak atlet yang tidak hanya mengharumkan PB Djarum semata namun juga bangsa sampai di kancah internasional.

Setelah tiga tahun, klub ini bisa berbangga berkat Liem Swie King. Ia mampu keluar sebagai juara dari partai tunggal putra pada kompetisi nasional bernama Piala Munadi. Setelah itu, PB Djarum semakin berkibar di bidang olahraga bulu tangkis nasional dan dunia.

Tidak hanya tentang perjalanan klub, pada perayaan ulang tahun ke 50 PB Djarum juga diluncurkan 3 buku lain tentang perjalanan dan prestasi atlet-atletnya. Itu seperti perjalan karier Liliyana Natsir atau akrab disapa Butet berjudul Butet Legenda Sejati yang ditulis mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin. Hamid saat ini menjabat penasehat di Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, .

Dalam bukunya itu, Hamid menceritakan kegigihan seorang Butet dalam menjalankan perannya sebagai atlet bulutangkis.

"Ada 10 poin alasan mengapa Butet bukan hanya juara maupun penakluk tapi legenda. Saya sebutkan 2 saja. Pertama Butet memiki prinsip ksatria atau fairplay. Ia tidak pernah berpura-pura dan mengulur waktu, atau protes kepada wasit dan hakim garis. Itu ciri atlet sejati. Dia juga tidak pernah mengintimidasi lawan dan memancing emosi lawan," paparnya dalam acara peluncuran buku bertajuk Perjalanan Emas Bulutangkis, yang termasuk dalam rangkaian acara perayaan ulang tahun ke 50 PB Djarum, di kantor PB Djarum, Kudus, Jawa Tengah. Minggu (28/4).

Dalam perayaan ini, sejumlah atlet muda sampai legenda hadir dan menambah semarak acara yang juga diisi peluncuran 4 buah buku. Beberapa di antaranya Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, Alan Budikusuma, Hendrawan, Richard Mainaky, Sigit Budiarto, Susy Susanti, Vita Marissa, Eng Hian, Hariyanto Arbi, Ivanna Lie dan Christian Hadinata. Kemudian hadir Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin, perwakilan dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), dan jajaran pengurus PB Djarum.

Menurut Hamid, pasangan Tantowi Ahmad dalam partai ganda campuran ini juga memiliki semangat juang yang kuat. Ciri kedua ini menjadikan Butet menjadi penakluk bagi lawan-lawannya.

"Saya terkesan dengan Butet, dia hemat dengan tenaga. Dia rasional dan ambisinya yang menjadi energi untuk mengalahkan lawan-lawannya. Atlet kadang surplus tepuk tangan tapi defisit angka. Dia tidak menyenangkan penonton tapi meraih kemenangan," pungkasnya.

Selain dua buku itu, ada juga buku yang menceritakan perjalanan karier Butet dan Tantowi Ahmad juga Ahsan dan Hendra berjudul Jejak Langkah Owi-Butet serta Kiprah Ahsan-Hendra karya jurnalis senior olahraga Daryadi. Perayaan ulang tahun ke 50 PB Djarum akan digelar di gedung olah raga PB Djarum dengan berbagai acara termasuk mengumpulkan alumni dan hiburan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya