Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Djarum Pastikan Audisi Bulu Tangkis bukan Kampanye Produk

Antara
16/2/2019 09:45
Djarum Pastikan Audisi Bulu Tangkis bukan Kampanye Produk
(MI/Furqon Ulya Himawan)

DJARUM Foundation sebagai yayasan yang menaungi kegiatan pencarian bibit-bibit atlet nasional Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis menyatakan kegiatan itu tidak terkait kampanye produk rokok dan justru melarang penjualannya.

"Kami menggunakan kaos sebagai identitas. Kegiatan Audisi Umum Bulu Tangkis itu secara tegas tidak menjual atau kampanye rokok karena tidak terkait merek rokok," kata Program Manajer Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation Budi Darmawan, Jumat (15/2) malam.

Budi mengatakan audisi bulu tangkis yang bernaung di bawah yayasan Djarum Foundation itu telah berlangsung sejak 2006 di Kudus, Jawa Tengah sebagai pengembangan dari klub bulu tangkis PB Djarum.

"PB Djarum sudah berdiri sejak 1969 ketika sejumlah karyawan yang gemar berolahraga lantas membentuk klub bulu tangkis di Kudus. Klub itu terus berkembang dan membawa nama-nama legenda bulu tangkis nasional seperti Tan Joe Hok, Liem Swie King, Haryanto Arbi, Tontowi Ahmad, dan yang terbaru Kevin Sanjaya Sukamuljo," ujar Budi.

Baca juga: PB Djarum Berkomitmen Sumbang Pemain Bertalenta ke Pelatnas

Budi mengatakan pembinaan atlet-atlet bulu tangkis yang membutuhkan biaya dan waktu itu lantas menggugah klub bulu tangkis Djarum untuk melakukan pembinaan atlet secara serius dan melahirkan atlet-atlet berprestasi di dunia..

"Pada 2014, kami mulai mengembangkan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis ke berbagai kota di luar Kudus. Apa yang kami lakukan itu murni untuk mengisi skuat klub bulu tangkis Djarum," katanya.

Calon-calon atlet PB Djarum yang berusia 11 tahun, 13 tahun, dan 15 tahun itu, lanjut Budi, merupakan anak-anak Indonesia dengan semangat juang, sportivitas, serta niat yang tulus untuk menjadi pahlawan olahraga nasional.

Sebelumnya, Yayasan Lentera Anak mengatakan para peserta Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis diduga telah mengeksploitasi anak untuk mempromosikan produk rokok.

"Anak-anak yang menjadi peserta audisi diwajibkan mengenakan kaos dengan logo produk rokok. Tubuh anak telah digunakan untuk mempromosikan rokok," kata Ketua Yayasan Lentera Anak Lisda Sundari.

Lisda menuding alih-alih untuk mencari bibit-bibit olahragawan berprestasi, audisi tersebut lebih bertujuan untuk mempromosikan produk rokok.

"Apalagi, selama 10 tahun penyelenggaraan audisi dengan melibatkan 23.683 anak, hanya 245 anak saja yang akhirnya mendapatkan beasiswa," katanya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik