Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEKELOMPOK dokter Jepang mendesak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memulai perlombaan maraton sedini mungkin, selambatnya pukul 5 pagi waktu setempat. Sebab, serangan udara panas berpotensi membahayakan kesehatan peserta yang bisa berujung pada kematian.
Peringatan anyar tersebut berangkat dari kekhawatiran pemerhati kesehatan terhadap cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pesta olahraga akbar tersebut. Mengingat, Tokyo akan diselimuti gelombang panas sepanjang tahun ini.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan penyelenggaran Olimpiade Tokyo 2020 mengamini kekhawatiran tersebut dengan mengambil sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya dengan memajukan waktu perlombaan lebih awal.
Akan tetapi, Asosiasi Kesehatan Jepang serta Asosiasi Kesehatan Tokyo memandang langkah tersebut belum cukup efektif. Pasalnya, sebagian besar kegiatan latihan tetap berjalan di tengah suhu ekstrem. Aktivitas fisik di luar sebaiknya dihentikan sementara waktu.
"Kami sangat mengkhawatirkan kondisi cuaca saat ini. Risiko kepanasan hebat akibat paparan suhu ekstrem tidak hanya mengancam atlet yang bertanding, tapi juga panitia di lapangan serta penonton," ujar pejabat senior Asosiasi Kesehatan Jepang, Kimiyuki Nagashima.
Ia bahkan berani memastikan akan ada peningkatan permintaan layanan darurat, yang tentu saja bakal berdampak serius pada institusi medis dan pasien umum.
Para pemerhati kesehatan mendesak waktu perlombaan dimulai sekitar pukul 5.30 pagi. Pimpinan kedua asosiasi dijadwalkan bertemu dengan Ketua Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 guna membahas persoalan tersebut.
"Kami tidak akan sampai mendatangani panitia jika situasi belum membahayakan. Sungguh kami khawatir penyelenggaraan lomba dapat menyebabkan kasus kematian," cetus Presiden Asosiasi Kesehatan Tokyo Haruo Ozaki.
Serangan gelombang panas mampu membunuh ratusan orang di wilayah Jepang setiap tahun. Suhu panas tahun ini sudah melampaui rekor yang berpotensi menyebabkan lonjakan korban jiwa dan kasus perawatan di rumah sakit.
Juru bicara penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya, menghargai pendapat serius dari ahli kesehatan karena mengacu pada ilmu pengetahuan.
"Kami akan membahas hal tersebut dengan kelompok kerja IOC dan IPC (International Paralympic Comittee). Khususnya mengenai antisipasi dampak gelombang panas," ucap Takaya.
Dalam hal ini, IOC mendukung seruan agar mengurangi kegiatan Olimpiade Tokyo pada siang hari untuk meredam dampak suh ekstrem.
Sayangnya, dukungan dari anggota parlemen Jepang maupun publik relatif sedikit terhadap imbauan tersebut. Mayoritas berpendapat perubahan jadwal akan menganggu jalannya pesta olahraga. (AFP/X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved