Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
ATLET paraangkat berat putri Indonesia Sriyanti mengaku sedih lantaran tidak berhasil memenangkan medali emas dalam pesta olahraga atlet disabilitas Asian Para Games 2018.
"Perasaan saya senang dan sedih. Senang karena dapat medali perak. Tapi sedih juga karena tidak bisa dapat medali emas," kata Sriyanti usai pertandingan paraangkat berat di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (11/10).
Menurut perempuan kelahiran 1985 itu, peluang untuk memenangi medali emas sangat terbuka lebar. Hanya saja, peluang tersebut tidak dimanfaatkannya dengan baik.
"Sebetulnya, peluang untuk dapat medali emas itu ada dan sangat besar. Sayangnya, tadi saya ada kesalahan teknis, jadi peluang itu pun
terlewatkan," ujar Sriyanti.
Dia menuturkan kesalahan teknis yang dimaksud itu, yakni terburu-buru ketika mengangkat beban, sehingga tidak mendapatkan nilai yang baik dari para dewan juri.
"Pada kesempatan ketiga, saya grogi dan terburu-buru mengangkat beban. Sebenarnya saya bisa mengangkatnya, sudah menguasai bebannya, tapi saya malah jadi terburu-buru. Jadi tidak bagus hasilnya," ungkap Sriyanti.
Sriyanti berhasil meraih medali perak dalam pertandingan para-angkat berat kelas lebih dari 86 kilogram putri dengan angkatan terbaiknya yang mencapai 118 kilogram. Sedangkan, medali emas diraih oleh atlet asal Korea Selatan Hyunjung Lee dengan angkatan terbaik 118 kilogram dan medali perunggu diraih oleh Adeline Ancheta dari Filipina dengan angkatan terbaik 107 kilogram. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved