Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Indonesia Pantang Menyerah

Budi Ernanto
23/8/2018 07:20
Indonesia Pantang Menyerah
DRAMATIS: Tunggal pertama Indonesia Anthony Sinisuka Ginting menahan kesakitan akibat cedera saat berhadapan dengan Shi Yuqi (Tiongkok) pada laga fi nal beregu putra bulu tangkis Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, kemarin. Anthony Ginting tidak d(MI/PIUS ERLANGGA)

MESKI belum meraih medali emas untuk kategori beregu putra dan putri, Indonesia masih bisa berharap di cabang olahraga bulu tangkis kategori perorangan, khususnya nomor ganda putra dan ganda campuran.

Tim bulu tangkis beregu putra Indonesia kemarin meraih medali perak setelah kalah 1-3 dari Tiongkok. Poin pertama hilang setelah Anthony Sinisuka Ginting tunduk dari Shi Yuqi. Rasa sakit di kaki memaksa Anthony berhenti sebelum gim tiga berakhir. Anthony pun kalah dengan skor 21-14, 21-23, dan 20-21.

Presiden Joko Widodo, yang ikut menonton di Istora Senayan, sempat menjenguk Anthony di ruang medis. "Masyarakat Indonesia bangga dengan perjuangan Anthony. Kamu telah memberikan yang terbaik," ucap Presiden.

Pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menyamakan kedudukan menjadi 1-1 seusai menundukkan Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-17 dan 21-18.

Namun, Indonesia kembali tertinggal 2-1 karena Jonatan Christie kalah dari Chen Long dengan skor 21-19, 16-21, dan 18-21.

China memastikan kemenangan melalui partai keempat dari pasangan ganda kedua Liu Cheng/Zhang Nan yang mengatasi ganda kedua Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dalam tiga gim 21-18, 17-21, 21-18.

Hasil di nomor beregu putra itu lebih baik jika dibanding pada Asian Games 2014 di Incheon karena saat itu tim bulu tangkis beregu putra tidak mampu menyumbang medali apa pun.

Harapan Indonesia berikutnya di nomor bulu tangkis perorangan antara lain dari ganda putra Marcus/Kevin dan Fajar/Rian. Adapun di sektor ganda campuran, Indonesia mengandalkan pasangan senior-junior, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Ricky Karanda Suwandi/Debby Susanto.

Antusias masyarakat untuk menonton bulu tangkis sangat tinggi. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan kapasitas tiket yang dijual secara luring (luar jaringan). Tiket yang disebut-sebut hanya tersisa 1.600 lembar langsung habis dalam waktu 20 menit sejak loket dibuka pukul 08.00 WIB. Akibatnya, banyak penggemar yang harus kecewa, bahkan sempat terjadi keributan.

Dari pantauan Media Indonesia hingga pukul 15.00, ratusan penggemar masih bertahan. Antrean sepanjang kurang lebih 50 meter juga masih saja mengular.

Medali keenam

Perolehan medali emas Indonesia bertambah menjadi enam setelah tim paralayang putra sukses di nomor ketepatan mendarat, sekaligus berhasil mencapai target menyumbang satu emas.

Aris Apriansyah, Hening Paradigma, Thomas Widyananto, Rony Pratama, dan Jafro Megawanto menjadi yang paling akurat ketika mendarat di Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat, kemarin.

Dari enam ronde, mereka membukukan nilai 1.104. Sementara itu, peringkat kedua diduduki oleh tim putra Korea Selatan dan tim Thailand meraih podium ketiga.

Tidak hanya mengantongi emas, atlet palarayang Indonesia juga meraih perak di nomor ketepatan mendarat beregu putri. Selain itu, paralayang masih berkesempatan menambah satu emas dari nomor perseorangan akurasi putra.

Ketua Umum KONI, Tono Suratman, berharap terus ada medali emas lainnya yang disumbangkan oleh wakil Merah Putih. "Menurut analisis kami, jika sehari minimal ada satu peraih podium, target 16 medali emas dapat tercapai," kata Tono kepada Media Indonesia. (Sat/Dro/Ant/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya