PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengapresiasi langkah yang diambil manajemen Pusamania Borneo FC dalam mencegah upaya suap terhadap para pemainnya yang dilakukan oleh mantan pemain Persiba Bantul, Johan Ibo dan satu pemain asal Mali. Menurut Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, hal ini merupakan implementasi dari pakta integritas saat Kongres Tahunan PSSI. "Kita mengpresiasi tiga pemain Pusamania Borneo dan satu ofisial mereka. Artinya pakta intergitas saat kongres terimplementasi sekarang. Jadi mereka sudah faham jika ada masalah, kemudian menolak, dan melaporkannya," jelas Joko, kemarin.
Hal senada dikatakan Ketua Departemen Integritas PSSI, Hinca Pandjaitan. Itu sebabnya, kata dia, PSSI akan melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kasus ini. Dia pun mengapresiasi penanganan yang dilakukan pihak Kepolisian. "PSSI siap membantu dan akan terus menelusuri siapa network match-fixing ini. Saya sudah koordinasi dengan AFC dan kami bekerja bersama," jelasnya.
Nantinya, hasil investigasi Departemen Integritas akan disampaikan ke Komisi Disiplin PSSI untuk dijatuhi hukuman. "Jadi ada bedanya antara komdis dengan Departemen Integritas," tukasnya. Pada bagian lain, anggota Tim 9 Kemenpora, Gatot S Dewa Broto menilai masalah mafia sepak bola di tanah air sebenarnya bukan kabar baru. Namun, Gatot dan timnya mengaku kesulitan untuk menelusuri kasus tersebut karena terbatasnya waktu. Ditambah lagi usia tim tersebut tinggal beberapa pekan lagi.
"Ini bukan berita baru buat kami, bahkan kami sempat mendatangkan untuk melihat kasus ini secara jelas. Tapi untuk menelusuri kasus di Surabaya secara tuntas terbilang sulit karena masa kerja kami tinggal beberapa minggu lagi," sebut Gatot.Masalah mafia sepak bola di Indonesia selama ini memang sulit dideteksi walaupun keberadaannya dapat dirasakan. Namun yang agak mengejutkan adalah pelakunya justru mantan pemain, Johan Ibo. Pria 29 tahun itu tertangkap tangan mencoba menyuap tiga punggawa Pusamania Borneo FC di salah satu gerai makanan tempat saji di Surabaya pada Selasa (7/3) malam lalu. Setelah mendapat laporan dari salah seorang pemainnya, manajemen Pusamania Borneo FC pun berinisiatif memancing kedatangan Johan Ibo dan salah satu rekannya. Meskipun sempat memberi perlawanan, Johan akhirnya dapat ditangkap oleh segenap manajemen dan pemain Pusamania Borneo FC. Ia pun digiring ke Mapolsek Genteng Surabaya untuk segera diperiksa oleh pihak berwajib. Namun, rekan Johan yang bernama Sila Bamba berhasil kabur.
Bantu bongkar
Menurut Manajer Pusamania Borneo FC Danri Danuri rencana penyuapan ini dimaksudkan untuk meminta ketiga pemain tersebut untuk bermain buruk sehingga Persebaya mampu memenangi pertandingan pada malam hari Kemarin (8/4). "Waktu itu Johan Ibo datang dan mereka ditawari sejumlah uang dengan catatan untuk bermain buruk. Yang pasi mereka diminta untuk kalah, soal skor saya tidak tahu," ujar Danri.
Dalam pemeriksaan di pihak berwajib, Johan mengaku jika dirinya dijebak oleh seorang bandar judi berinisial H. Kakak pesepakbola Andri Ibo itu mengaku baru sekali melakukan penyuapan terhadap pemain. Ia pun siap untuk membongkar kasus tersebut. "Saya akan bongkar semua mafia sepakbola, meski saya baru kali ini melakukannya," ujar Johan.Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Komisaris Polisi Widjanarko mengaku masih mendalami kasus penyuapan tersebut. "Tidak ada barang bukti. Johan Ibo hanya menjanjikan memberikan sesuatu kepada para pemain itu. Jadi masih belum ada barang maupun uang yang sudah diberikan," ujar Widjanarko. (AB/R-4)
Hal senada dikatakan Ketua Departemen Integritas PSSI, Hinca Pandjaitan. Itu sebabnya, kata dia, PSSI akan melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kasus ini. Dia pun mengapresiasi penanganan yang dilakukan pihak Kepolisian. "PSSI siap membantu dan akan terus menelusuri siapa network match-fixing ini. Saya sudah koordinasi dengan AFC dan kami bekerja bersama," jelasnya.
Nantinya, hasil investigasi Departemen Integritas akan disampaikan ke Komisi Disiplin PSSI untuk dijatuhi hukuman. "Jadi ada bedanya antara komdis dengan Departemen Integritas," tukasnya. Pada bagian lain, anggota Tim 9 Kemenpora, Gatot S Dewa Broto menilai masalah mafia sepak bola di tanah air sebenarnya bukan kabar baru. Namun, Gatot dan timnya mengaku kesulitan untuk menelusuri kasus tersebut karena terbatasnya waktu. Ditambah lagi usia tim tersebut tinggal beberapa pekan lagi.
"Ini bukan berita baru buat kami, bahkan kami sempat mendatangkan untuk melihat kasus ini secara jelas. Tapi untuk menelusuri kasus di Surabaya secara tuntas terbilang sulit karena masa kerja kami tinggal beberapa minggu lagi," sebut Gatot.Masalah mafia sepak bola di Indonesia selama ini memang sulit dideteksi walaupun keberadaannya dapat dirasakan. Namun yang agak mengejutkan adalah pelakunya justru mantan pemain, Johan Ibo. Pria 29 tahun itu tertangkap tangan mencoba menyuap tiga punggawa Pusamania Borneo FC di salah satu gerai makanan tempat saji di Surabaya pada Selasa (7/3) malam lalu. Setelah mendapat laporan dari salah seorang pemainnya, manajemen Pusamania Borneo FC pun berinisiatif memancing kedatangan Johan Ibo dan salah satu rekannya. Meskipun sempat memberi perlawanan, Johan akhirnya dapat ditangkap oleh segenap manajemen dan pemain Pusamania Borneo FC. Ia pun digiring ke Mapolsek Genteng Surabaya untuk segera diperiksa oleh pihak berwajib. Namun, rekan Johan yang bernama Sila Bamba berhasil kabur.
Bantu bongkar
Menurut Manajer Pusamania Borneo FC Danri Danuri rencana penyuapan ini dimaksudkan untuk meminta ketiga pemain tersebut untuk bermain buruk sehingga Persebaya mampu memenangi pertandingan pada malam hari Kemarin (8/4). "Waktu itu Johan Ibo datang dan mereka ditawari sejumlah uang dengan catatan untuk bermain buruk. Yang pasi mereka diminta untuk kalah, soal skor saya tidak tahu," ujar Danri.
Dalam pemeriksaan di pihak berwajib, Johan mengaku jika dirinya dijebak oleh seorang bandar judi berinisial H. Kakak pesepakbola Andri Ibo itu mengaku baru sekali melakukan penyuapan terhadap pemain. Ia pun siap untuk membongkar kasus tersebut. "Saya akan bongkar semua mafia sepakbola, meski saya baru kali ini melakukannya," ujar Johan.Sementara itu, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Komisaris Polisi Widjanarko mengaku masih mendalami kasus penyuapan tersebut. "Tidak ada barang bukti. Johan Ibo hanya menjanjikan memberikan sesuatu kepada para pemain itu. Jadi masih belum ada barang maupun uang yang sudah diberikan," ujar Widjanarko. (AB/R-4)